Jika telah berhasil menaruh spermatophore, jantan akan mengarahkan betina agar tetap di atasnya hingga bisa membuka lubang kelaminnya. Setelah selesai, kedua kalajengking ini akan memisahkan diri.
Semua spesies biasanya melakukan proses ini 2 hingga 15 menit lamanya. Lourenco mengatakan, peneliti dalam penangkaran pernah mencatat waktu yang lebih lama, tapi ini dikarenakan jantan tak kunjung menemukan spot untuk menaruh spermatophore-nya.
Dalam beberapa kasus, terkadang kalajengking betina memutuskan untuk memakan jantan usai proses perkawinan berlangsung.
Baca juga: Sejumlah Fakta Kalajengking, dari Makan Pasangan hingga Gendong Bayi
Lourenco memaparkan, kalajengking memiliki musim kawin tertentu yang bergantung pada tempat ia hidup.
Misalnya, kalajengking yang tinggal di kawasan empat musim, akan kawin saat musim semi atau panas. Sedangkan, mereka yang tinggal di kawasan tropis biasanya kawin ketika musim hujan.
"Selama periode aktif secara seksual ini, kalajengking jantan menggunakan feromon (isyarat kimia) untuk mencari betina," ungkapnya.
Jika dua ekor pejantan bertemu satu sama lain saat berburu pasangan, mereka akan terlibat dalam sebuah pertempuran. Namun, kondisi itu jarang terjadi di alam liar dan umumnya merupakan fenomena yang berkaitan dengan penangkaran.
"Banyak populasi kalajengking yang sangat langka, sehingga hanya sedikit individu yang akan bertemu di lingkungan sekitar," terang Lourenco.
Sayangnya, sejauh ini pengetahuan para ilmuwan tentang seleksi seksual kalajengking masih terbatas.
Dijelaskannya, ilmuwan hanya memahami kualitas seperti apa yang diinginkan kalajengking maupun seberapa aktif mereka dalam memilih pasangannya.
Dalam beberapa populasi tertentu, kalajengking jantan memiliki berbagai ukuran. Menurut penelitian yang ada, pejantan dengan ukuran "normal" dinilai lebih berpeluang menghasilkan keturunan.
Beberapa kalajengking juga menunjukkan perilaku sosial, seperti berbagi liang dan makanan dengan kelompoknya.
Sejumlah spesies kalajengking juga mereproduksi melalui partenogenesis, di mana sel telur berkembang tanpa pembuahan atau tidak ada aktivitas seksual yang terjadi.
Baca juga: Bukan dengan Penis, Kaki Seribu Jantan Gunakan Sepasang Kaki untuk Kawin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.