Di Afrika, bukti infeksi virus cacar monyet telah ditemukan di banyak hewan termasuk tupai tali, tupai pohon, tikus rebus Gambia, dormice, berbagai spesies monyet, dan lain-lain.
Reservoir alami cacar monyet pun belum diidentifikasi, meskipun hewan pengerat adalah yang paling mungkin.
Makan daging yang tidak dimasak dengan sempurna dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi mungkin juga termasuk faktor risiko.
Orang yang tinggal di atau dekat kawasan hutan mungkin memiliki paparan tidak langsung terhadap hewan yang terinfeksi.
Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi.
Baca juga: CDC Sebut Varian Delta Menular Secepat Cacar Air, Ahli: Tetap Pakai Masker Sampai Pandemi Usai
Penularan melalui partikel pernapasan biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Penularan cacar monyet juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat saat dan setelah kelahiran.
Sementara kontak fisik yang dekat merupakan faktor risiko untuk penularan, tidak jelas saat ini apakah cacar monyet dapat ditularkan secara khusus melalui jalur transmisi seksual. Studi lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami risiko ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.