Andi mengatakan, disebutnya gerhana bulan total ini sebagai blood moon, bukan tanpa alasan.
Disebut sebagai blood moon adalah karena pada saat terjadi gerhana bulan, sinar matahari itu dibiaskan oleh atmosfer dan pembiasannya ini bersifat selektif.
"Artinya, pada saat lintasan sinar yang ditempuh melalui atmosfer itu lebih panjang, maka akan dibiaskan ke spektrum warna merah," kata Andi kepada Kompas.com, Kamis (19/5/2022).
Hal ini juga dijelaskan dalam keterangan resmi NASA, salah satu arti dari blood moon atau "bulan darah" didasarkan pada cahaya merahnya.
Baca juga: 4 Fakta Gerhana Bulan Total Berwarna Merah dan Pelajaran yang Bisa Diambil
Blood moon ini terjadi saat gerhana bulan total. Selama gerhana bulan total, Bumi berbaris di antara Bulan dan Matahari. Ini menyembunyikan Bulan dari sinar matahari.
Ketika ini terjadi, satu-satunya cahaya yang mencapai permukaan Bulan adalah dari tepi atmosfer Bumi. Molekul udara dari atmosfer bumi menyebarkan sebagian besar cahaya biru.
Cahaya yang tersisa dipantulkan ke permukaan Bulan dengan cahaya merah, membuat Bulan tampak merah di langit malam.
Nama "Bulan Darah" juga terkadang digunakan untuk Bulan yang tampak kemerahan karena debu, asap, atau kabut di langit.
Hal itu bisa menjadi salah satu bulan purnama musim gugur, ketika daunnya berubah menjadi merah.
Baca juga: Gerhana Bulan Total, Sebagian, dan Penumbra, Apa Bedanya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.