KOMPAS.com - Penyakit kanker masih menjadi momok dan menyebabkan kematian tinggi di seluruh dunia. Terdapat beragam kanker yang menyerang tubuh, salah satunya kolorektal atau usus besar.
Kanker kolorektal atau usus besar adalah penyakit di mana sel-sel di usus besar atau rektum tumbuh di luar kendali. Rektum merupakan saluran yang menghubungkan usus besar dengan anus.
Melansir CDC, terkadang pertumbuhan abnormal yang disebut polip, terbentuk di usus besar atau rektum. Seiring waktu, beberapa polip dapat berubah menjadi kanker.
Tes skrining dapat menemukan polip sehingga dapat diangkat sebelum berubah menjadi kanker.
Skrining yang dilakukan juga dapat membantu menemukan kanker kolorektal tahap awal, saat pengobatan bisa bekerja secara optimal.
Pada tahap awal, kanker kolorektal tak selalu menimbulkan gejala. Seseorang bisa saja mengidap polip atau kanker kolorektal dan tidak mengetahuinya, sehingga skrining secara teratur sangat penting.
Baca juga: Kanker Kolorektal, Mengapa Penting Deteksi Dini?
Sementara itu, kemungkinan gejala kanker usus besar atau kanker kolorektal yang dapat muncul dari penyakit ini adalah sebagai berikut:
Jika memiliki gejala-gejala kanker usus besar di atas, maka dapat berkonsultasi dengan dokter.
Lihat postingan ini di Instagram
Mayoclinic menginformasikan, secara umum kanker usus besar dimulai saat ketika sel-sel sehat di usus besar mengalami perubahan atau mutasi dalam DNAnya.
DNA sel berisi seperangkat instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan.
Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur untuk menjaga tubuh berfungsi normal, tapi saat DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel terus membelah bahkan saat sel baru tidak diperlukan. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab kanker kolorektal.
Baca juga: Peneliti Ungkap Profil Genetik Pengaruhi Faktor Risiko Kanker Kolorektal di Indonesia
Saat sel menumpuk, akan membentuk tumor. Seiring waktu, sel-sel kanker dapat tumbuh untuk menyerang dan menghancurkan jaringan normal di dekatnya. Sel kanker dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh untuk membentuk deposit atau metastasis.
Dituliskan dalam laman American Cancer Society, jika kanker terbentuk dalam polip, seiring waktu dapat tumbuh ke dinding usus besar atau rektum. Dinding usus besar dan rektum terdiri dari banyak lapisan.
Kanker kolorektal dimulai di lapisan terdalam (mukosa) dan dapat tumbuh ke luar melalui beberapa lapisan lainnya.
Saat sel kanker berada di dinding, kemudian dapat tumbuh menjadi pembuluh darah atau pembuluh getah bening, saluran kecil yang membawa limbah dan cairan.
Setelah itu, sel kanker menuju kelenjar getah bening terdekat atau ke bagian tubuh yang jauh.
Stadium atau tingkat penyebaran kanker kolorektal tergantung pada seberapa dalam tumbuh ke dalam dinding atau menyebar ke luar usus besar.
Baca juga: Terapi Target Beri Harapan Hidup Pasien Kanker Kolorektal
Lebih lanjut, terdapat beberapa faktor risiko yang tidak dapat diubah dari kanker kolorektal, seperti:
Sementara itu, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat diubah meliputi:
Sehingga, untuk mengurangi risiko terkena penyakit kanker kolorektal, dapat dilakukan dengan menjaga diri terhadap faktor-faktor tersebut.
Baca juga: Viagra Berpotensi Selamatkan Banyak Nyawa dari Kanker Kolorektal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.