Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2022, 11:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Uranus telah terabaikan selama ini, saat wahana antariksa telah mengunjungi planet lainnya di Tata Surya. Namun itu tak akan terjadi lagi.

Dalam sebuah laporan baru yang mengurai prioritas utama untuk ilmu planet dan astrobiologi yang dibuat oleh Akademi Nasional Amerika Serikat, merekomendasikan penyelidikan Uranus sebagai prioritas utama misi planet berikutnya.

Laporan berjudul Origins, Worlds, and Life: A Decadal Strategy for Planetary Science and Astrobiology 2023–2032 ini disiapkan oleh Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional AS atas permintaan NASA, untuk mengidentifikasi target ilmiah yang paling penting dari dekade mendatang. Dan sekarang, mungkin waktu bagi Uranus telah tiba.

"Komite memprioritaskan Uranus Orbiter and Probe (UOP) sebagai misi utama baru dengan prioritas tingi pada 2023-2032," tulis komite tersebut dalam laporannya, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (20/4/2022).

Baca juga: Karakteristik Planet Uranus, Planet Dingin Berwarna Biru Kehijauan

Penyelidikan ini, menurut laporan akan melakukan tur orbit Uranus selama bertahun-tahun untuk menyelidiki atmosfernya.

Misi tersebut akan memberikan kekayaan informasi yang belum pernah ada sebelumnya tentang raksasa es pada umumnya serta satelit Uranus pada khususnya. Satelit Uranus memang menjadi salah satu objek utama paling menarik dan misterius di Tata Surya.

Tak diragukan lagi, Uranus memang benar-benar aneh. Planet tersebut merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang miring ke samping sehingga sumbu rotasinya hampir sejajar dengan bidang orbit.

Medan magnetnya juga kacau serta memiliki cincin yang tak seperti lainnya di Tata Surya. Bahkan, planet juga memancarkan sinar-x yang misterius.

Semua itu yang menurut komite menujukkan bahwa Uranus memerlukan penyelidikan yang signifikan yang dapat turut juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah evolusi seluruh Tata Surya.

"Uranus adalah salah satu benda paling menarik di Tata Surya. Energi internalnya yang rendah, dinamika atmosfer yang aktif, dan medan magnet yang kompleks semuanya menghadirkan teka-teki besar," ungkap para ilmuwan.

“Tumbukan raksasa primordial mungkin telah menghasilkan kemiringan aksial ekstrim planet dan mungkin cincin dan satelitnya, meskipun ini tidak pasti. Satelit batu es besar Uranus juga menunjukkan bukti mengejutkan dari aktivitas geologi dalam data terbang lintas Voyager 2 yang terbatas. Data memperlihatkan potensi adanya lautan," tulis ilmuwan.

Baca juga: Ada Hujan Berlian di Neptunus dan Uranus, Apa Itu?

Dunia laut ini menjadi kandidat paling menjanjikan untuk menemukan kehidupan di luar Bumi. Selain itu, komite juga mengidentifkasi adanya dunia laut di Enceladus yang merupakan satelit Saturnus.

Hal tersebut membuat satelit tersebut menjadi prioritas kedua misi penjelajahan luar angkasa berikutnya.

Lebih lanjut, meski rekomendasi dalam laporan ini merupakan rekomendsi yang berbobot, itu tak menjamun misi akan segera dimulai.

Pasalnya, biaya misi ke Uranus sendiri bisa mencapai lebih dari US$ 4Miliar (sekitar Rp 57,3 miliar). Namun tentu saja, itu akan menjadi potensi keuntungan ilmiah yang tak ternilai harganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com