Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Edukasi Publik Evakuasi Gempa Bumi Secara Rutin, Bisakah Kita?

Kompas.com - 13/02/2022, 18:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya ingat sekali saat 6 tahun lamanya berdiam di negeri matahari terbit. Baik di kampus tempat menuntut ilmu atau di daycare tempat saya menitipkan si kecil, ada latihan evakuasi jika terjadi gempa bumi (earthquake drill) yang dilakukan secara reguler.

Saat akan ada latihan ini, semua orang yang berada di dalam gedung saat itu mesti mengikuti latihan prosedur evakuasi ini.

Bisa dipahami jika kemudian proses evakuasi ini sudah diikuti seseorang sejak dia masih balita sampai dia dewasa, maka saat gempa terjadi prosedur evakuasi ini tentu saja akan menjadi tindakan yang dilakukan oleh tubuhnya secara otomatis.

Inilah yang disebut pengetahuan alam bawah sadar, yang setidaknya akan mengurangi jumlah korban jiwa saat gempa terjadi.

Sayangnya di Indonesia hampir tidak pernah dilakukan secara reguler prosedur evakuasi saat gempa terjadi ini.

Baca juga: Skenario Terburuk Gempa Banten yang Mengancam Wilayah Jakarta

Setidaknya di lingkungan saya. Entah itu di kantor, di sekolah anak atau di lingkungan perumahan tempat tinggal. Dalam kurun waktu 2018-2022, saya belum pernah mengikuti sekalipun latihan prosedur evakuasi saat gempa terjadi.

Rasanya kita harus memulai memikirkan hal ini secara serius. Sistem yang dianut bisa saja dengan menggunakan model satuan tugas (satgas) Covid-19. Sekarang satgas Covid-19 ini ada hingga di lingkungan terkecil.

Setiap kompleks perkantoran baik swasta maupun pemerintah pasti mempunyai satgas Covid-19. Universitas hingga taman kanak-kanak (TK) juga mempunyai satgas Covid-19. Di setiap rukun tetangga (RT) bahkan juga mempunyai satgas Covid-19.

Selama ini satgas Covid-19 bekerja untuk memastikan penanganan penularan Covid-19 terkendali dan tidak menyebar.

Ke depannya, bisa saja ruang lingkup pekerjaan satgas ini diperluas, bukan hanya untuk penanganan Covid-19, tetapi juga untuk penanganan bencana yang sering terjadi, termasuk gempa bumi.

Artinya, satgas ini bertugas untuk menangani bencana alam dan bencana non alam.

Di beberapa daerah, fokus pekerjaan satgas bisa saja menyesuaikan dengan bencana seperti apa yang sering menghantam daerah tersebut.

Untuk wilayah-wilayah di Indonesia yang rawan gempa bumi, satgas ini juga mempunyai pekerjaan yang memastikan terselenggaranya latihan prosedur evakuasi gempa secara reguler.

Termasuk di dalamnya adalah memastikan keamanan bangunan, lengkapnya peralatan darurat saat gempa terjadi, serta petunjuk-petunjuk menuju jalur evakuasi bisa dibaca dengan jelas saat kondisi darurat terjadi.

Secara vertikal, satgas ini bisa juga menjadi kepanjangan tangan dari Badan Penanggulanan Bencana Nasional (BNPB).

Baca juga: Gempa Megathrust Selat Sunda Bisa Memicu Gelombang Tsunami, Ini Saran Mitigasi Menurut Ahli

Keberadaan satgas ini memungkinkan latihan prosedur evakuasi saat terjadi gempa bisa dilakukan secara mandiri oleh lingkungan perkantoran, perumahan dan sekolah secara reguler.

Pelatihan secara reguler ini penting, karena untuk menginstal pengetahuan alam bawah sadar kita terkait prosedur keselamatan saat gempa terjadi.

Jika keberadaan satgas ini sudah kita mulai, saya yakin kita akan menuai hasilnya di masa-masa yang akan datang.

Kita akan terbiasa dengan tenang menghadapi gempa. Anak-anak kita juga akan terbiasa dengan pengetahuan alam bawah sadarnya saat gempa terjadi, di manapun mereka berada.

Jika pengetahuan alam bawah sadar ini sudah menjadi milik semua orang di Indonesia, mulai dari balita hingga lansia, kepanikan saat gempa terjadi akan berkurang. Bukan tidak mungkin, juga akan mampu mengurangi korban jiwa.

Tinggal sekarang pertanyaannya, akankah kita memulai latihan evakuasi ini sekarang juga?

 

Febty Febriani, Ph.D

Peneliti Bidang Kebencanaan di Kelompok Penelitian Fisika Sistem Kompleks Pusat Riset Fisika Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan penerima Loreal-UNESCO For Women in Science (FWIS) National Fellowship 2021

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com