Ilmuwan Ungkap Risiko Penyakit Jantung Meningkat Setelah Infeksi Covid-19

KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru melaporkan, kasus infeksi corona yang ringan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena masalah kardiovaskular, setidaknya selama satu tahun setelah diagnosis.

Para peneliti menemukan, bahwa beberapa kondisi seperti gagal jantung dan stroke, secara substansial lebih tinggi pada orang yang telah pulih dari Covid-19 dibandingkan orang tanpa penyakit tersebut.

Terlebih, risikonya meningkat bagi orang berusia di bawah 65 tahun yang tidak mempunyai faktor risiko seperti obesitas atau diabetes.

“Tidak masalah muda atau tua, tidak masalah merokok atau tidak,” ujar rekan penulis studi Ziyad Al-Aly di Universitas Washington di St. Louis Missouri, yang juga sebagai kepala penelitian dan pengembangan untuk urusan veteran (VA) St. Louis Health Care System seperti dikutip dari Nature, Sabtu (12/2/2022).

Baca juga: Gejala Omicron, Cara Menentukan, Waktu Tes, dan Perawatan Rumah Sakit...

Para peneliti mendasarkan studinya pada database catatan kesehatan ekstensif yang dikuratori oleh Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat.

Dilakukan pembandingan lebih dari 150.000 veteran yang bertahan hidup selama setidaknya 30 hari setelah tertular Covid-19 dengan dua kelompok orang yang tidak terinfeksi.

Dua kelompok yang tidak terinfeksi terdiri dari sekelompok dengan lebih dari lima juta orang yang menggunakan sistem medis VA, selama pandemi dan kelompok berukuran sama yang menggunakan sistem tersebut sebelum SARS-CoV-2 beredar di tahun 2017.

Organ yang bermasalah

Orang yang telah pulih dari Covid-19 menunjukkan peningkatan tajam dalam 20 masalah kardiovaskular selama setahun setelah infeksi.

Sebagai contoh, orang tersebut 52 persen lebih mungkin mengalami stroke dibandingkan kelompok kontrol kontemporer, yang berarti setiap 1.000 orang yang diteliti terdapat sekitar 4 orang lebih banyak pada kelompok Covid-19 dibandingkan kelompok kontrol yang mengalami stroke.

Risiko dari gagal jantung meningkat sebesar 72 persen atau sekitar 12 orang lebih banyak dalam kelompok Covid-19 per 1.000 yang diteliti.

Baca juga: WHO: Subvarian BA.2 Son of Omicron Akan Meningkat Secara Global