Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Molnupiravir dan Nirmatrelvir, Obat Antivirus Baru dalam Buku Pedoman Tatalaksana Covid-19

Kompas.com - 11/02/2022, 19:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam buku pedoman tatalaksana Covid-19 edisi 4 tahuun 2022 ini, ada dua obat antivirus yang baru sebagai pilihan sesuai indikasi dan ketersediaan bagi pasien Covid-19.

Dua obat antivirus yang disebutkan dalam buku tersebut adalah Molnupiravir dan Nirmatrelvir (Ritonavir).

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan mengatakan, kedua obabt ini sudah dipakai sebagai obat antivirus untuk Covid-19 di berbagai negara.

Baca juga: 5 Obat Covid-19 yang Terbukti Tidak Bermanfaat Menurut IDI

Erlina menegaskan, sejak pedoman tatalaksana Covid-19 edisi ke 3, beberapa obat yang sempat diisukan sebagai obat penyakit Covid-19 telah dicabut izin penggunaannya, seperti Hidrosiklorokuin, Azitromisin, dan Oseltamivir.

Tidak hanya itu, 5 Organisasi Profesi juga mencabut beberapa opsi terapi tambahan untuk pasien Covid-19, yaitu plasma konvalesen dan ivermectin.

5 Organisasi Profesi (5OP) merupakan gabungan dari lima perhimpunan dokter yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Spesialiis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Plasma konvalesen dan ivermectin ini tidak pernah masuk sebagai obat standar untuk pasien Covid-19 ya. Juga Hidrosiklorokuin, Azitromisin, dan Oseltamivir sudah dikeluarkan pada edisi sebelumnya," jelas Erlina.

Sementara, Remdesivir dan Favipiravir masih dipergunakan dan tidak dicabut penggunaannya sebagai obat antiviruus untuk pasien Covid-19.

Sedangkan, untuk antikoagulan yang dapat digunakan adalah Rivaroksaban dan Fondaparinux.

Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai dua obat antivirus baru yakni Molnuvirapir dan Nirmatrelvir/Ritonavir sebagai pilihan untuk pasien Covid-19 sesuai dengan indikasi dan ketersediaannya.

1. Molnupiravir

Molnupiravir adalah obat antivirus oral yang merupakan produk analog ribonukleusida secara cepat dikonversi menjadi senyawa hydroxycytidine di dalam plasma.

Gugus trifosfat pada senyawa ini akan berkompetisi dengan RNA polimerase dari virus.

Kompetisi ini akan menyebabkan mutasi pada virus yang akan terakumulasi dengan setiap siklus replikasi yang menyebabkann inaktifnya virus.

Studi preklinis menunjukkan, Molnupiravir memiliki aktivitas antiviral terhadap coronavirus, termasuk SARS-CoV2 dengan risiko resistensi yang rendah. Studi pada mencit, menunjukkan bahwa Molnupiravir dapat menghambat replikasi virus dan menghambat patogenesis penyakit akibat coronavirus. 

Molnupiravir juga dapat menghalangi secara total transmisi dari hewan yang terinfeksi SARS-CoV-2 kepada hewan yang sehat. 

Studi dilakukan oleh Fischer, dkk yang melibatkan 202 pasien bergejala dan terkonfirmasi Covid-19 melalui PCR. 

Luaran berupa aktivitas antiviral, keamanan dan tolerabilitas diukur selama 28 hari pasca pemberian Molnupiravir.

Pasien yang mendapatkan 800 mg Molnupiravir secara bermakna memiliki waktu clearence RNA virus di swab nasofaring yang lebih cepat, dibandingkan pasien yang mendapatkan plasebo (median 14 hari dan 27 hari, p = 0.001). 

Pengukuran viral load pada hari ke-5 pasca pemberian obat juga menunjukkan, viral load yang lebih rendah pada kelompok Molnupiravir dibandingkan plasebo. 

Molnupiravir memiliki keamanan dan tolerabilitas yang baik. Efek samping yang dilaporkan di antaranya adalah nyeri kepala, insomnia dan peningkatan enzim transaminase. 

Namun. efek samping lebih banyak dilaporkan pada kelompok plasebo dibandingkan kelompok Molnupiravir. 

Molnupiravir sendiri disebutkan bermanfaat pada pasien terinfeksi Covid-19 yang memiliki gejala derajat ringan, dan obat ini tidak begitu cukup baik bila diberikan pada infeksi Covid-19 derajat sedang dan berat.

Dosis Molnuvirapir adalah 800 mg per 12 jam, selama 5 hari. Berikut indikasi seorang pasien Covid-19 bisa diberikan obat antivirus Molnuvirapir yakni:

- Dewasa, terkonfirmasi Covid-19 ringan sedang

- Memiliki 1 faktor risiko untuk menjadi berat, misalnya hipertensi, diabetes melitus, penyakit paru kronik, penyakit jantung koroner, obesitas dan lain-lain

Obat antivirus yang satu ini tidak diperbolehkan atau sangat kontraindikasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, serta anak di bawah 18 tahun.

Baca juga: Mengenal Molnupiravir dan Favipiravir, Obat Covid-19 untuk Gejala Ringan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com