Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Geologi saat Gempa Bayah Banten 4 Februari 2022, Ini Analisis PVMBG

Kompas.com - 05/02/2022, 13:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Gempa berkekuatan M 5,5 mengguncang wilayah Bayah, pantai Selatan Lebak, Banten pada pukul 17.10 WIB, Jumat (4/2/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berikan penjelasan terkait kondisi geologi saat gempa Bayah terjadi.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa Bayah memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,2.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi mengatakan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,48° LS ; 105,92° BT.

Lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 63 Km arah BaratDaya Bayah, Banten pada kedalaman 55 km.

Baca juga: Gempa Banten Bersumber dalam Lempeng, Tak Terkait Anak Krakatau

 

Dalam informasi update terbaru gempa Bayah, hasil monitoring BMKG hingga pukul 17.35 WIB, 4 Februari 2022 menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo M 3,0.

Kondisi geologi dan penyebab gempa Bayah

Terkait kejadian gempa di Bayah Banten tersebut, PVMBG pun mengkaji kondisi geologi dan penyebab gempa bumi yang terjadi.

Dalam laporan PVMBG yang dikutip Kompas.com dalam laman resminya edisi 4 Februari 2022, daerah selatan Kabupaten Pandeglang dan Lebak, Provinsi Banten dan Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah terdekat dengan lokasi pusat gempa bumi.

Terkait kondisi geologi saat gempa Bayah terjadi, morfologi daerah terlanda guncangan gempa bumi merupakan dataran dan perbukitan bergelombang hingga terjal. 

Baca juga: Gempa Bayah M 5,5 Guncang Banten Hari Ini, Begini Analisis BMKG

Gempa bumi Bayah Banten M 5,5 yang terjadi Jumat (4/2/2022) pukul 17:10:45 WIB.Screengrab dari lama resmi BMKG Gempa bumi Bayah Banten M 5,5 yang terjadi Jumat (4/2/2022) pukul 17:10:45 WIB.

Daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen (batu pasir, batu lempung, batu gamping) dan batuan rombakan gunungapi, serta endapan Kuarter berupa endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda.  

Sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. 

Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Sementara itu, untuk penyebab gempa bumi di Bayah, Banten yang terjadi itu, PVMBG menyimpulkan hal yang sama dari kajian BMKG dan Pusat Riset Nasional Ilmu Kebumian (GeoForschungsZentrum/GFZ) Jerman.

Baca juga: Gempa Guncang Bayah, Belajar dari Gempa Banten BMKG Dorong Ahli Kontruksi Aktif Mitigasi Ancaman Dampak

 

Menurut informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,949° BT dan 7,305° LS dengan magnitudo (M5,2) pada kedalaman 47 km. 

Berdasarkan data GFZ Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 105,96° BT dan 7,19° LS, dengan magnitudo (M5,1) pada kedalaman 44 km.     

Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa Bayah, kedalaman dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi tersebut diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman Lempeng atau intraslab dengan mekanisme sesar naik dengan komponen mendatar. 

Zona penunjaman tersebut terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua Eurasia dan lempeng Samudera Indo-Australia sekitar zaman Kapur (sekitar 66 juta tahun yang lalu) dan masih aktif hingga kini. 

Baca juga: Gempa Banten Satu Kali Susulan, Pahami Cara Selamatkan Diri Saat di Mobil, Pantai, hingga Gedung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com