KOMPAS.com- Gempa Bayah mengguncang Laut Banten, berkekuatan M 5,5. Gempa bumi tektonik mengguncang Laut Banten pada kedalaman 10 kilometer, pukul 17.10 WIB, Jumat (4/2/2022).
Gempa kali ini kembali menghebohkan masyarakat, sekitar Banten sampai Jakarta. Kejadian gempa di sekitar wilayah Banten ini, bukan kali pertama yang terjadi.
Sebelumnya, pada 14 Januari 2022 lalu, gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,6 pernah mengguncang wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten.
Dalam gempa bumi tersebut, terjadi kepanikan masyarakat dan kerusakan bangunan yang cukup parah.
Belajar dari kejadian gempa Banten, 14 Januari 2022 lalu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan, belajar dari kejadian-kejadian gempa merusak di Banten dan banyak daerah lainnya, para ahli konstruksi harus berperan aktif dalam upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: Gempa Terkini: Gempa Bayah M 5,5 Guncang Banten, Terasa Sampai Jakarta dan Pelabuhan Ratu
Menurut Dwikorita, peran aktif ahli konstruksi ini perlu ditingkatkan karena banyaknya korban berjatuhan saat gempa bumi terjadi bukanlah dari getaran atau guncangan gempa yang terjadi.
Melainkan, sumber utama atau penyebab korban berjatuhan saat gempa bumi atau tsunami terjadi adalah akibat struktur bangunan yang tidak tahan gempa.
"Bukan gempa bumi yang mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka dalam setiap kejadian, tapi akibat tertimpa bangunan," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/1/2022).
Lebih lanjut, Dwikorita menjelaskan bahwa dinamika kegempaan yang tidak menentu, ditambah dengan tata ruang, penataan kawasan lingkungan permukiman yang tidak dirancang dengan baik dan adaptif terhadap bencana dapat semakin memperburuk akibat yang ditimbulkan oleh gempabumi.
Hal ini akan berdampak lebih buruk lagi jika masyarakat tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengatisipasi dan menghadapi bencana.
Baca juga: Getaran Gempa Banten di Jakarta Terdeteksi sampai Gedung Lantai 12, Ini Analisis BMKG