Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2022, 19:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - SpaceX telah banyak meluncurkan satelit Starlink di luar angkasa sejak tahun 2019 untuk memancarkan internet ke Bumi. Bahkan, baru-baru ini roket Falcon 9 SpaceX berhasil menempatkan 49 satelitnya di orbit.

Kini, SpaceX tercatat telah meluncurkan hampir 1.500 satelit internet Starlink ke luar angkasa. Namun, banyaknya konstelasi satelit Starlink yang mengorbit itu dikritik oleh berbagai pihak, termasuk para astronom.

Mereka memperingatkan, bahwa satelit Starlink berpotensi mengganggu kinerja para astronom untuk mendeteksi asteroid yang mendekati Bumi.

Baca juga: SpaceX Luncurkan 105 Satelit Kecil Lewat Misi Transporter-3

Satelit milik Elon Musk ini, disebut memicu garis-garis dalam foto yang diperoleh dari teleskop dan dapat menghambat pengamatan ilmiah para astronom terhadap asteroid yang mengancam Bumi.

Menurut studi yang dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Letters pada 17 Januari 2022, astronom menemukan 5.301 goresan satelit pada arsip foto yang diambil antara November 2019 dan September 2021.

Untuk mengukur efek ini, tim peneliti menggunakan Zwicky Transient Facility (ZTF) yang beroperasi di Observatorium Palomar Caltech, California. Perangkat ZTF kemudian memindai seluruh bagian langit malam setiap dua hari dan mencatat setiap fenomena yang terjadi.

Hasilnya ditemukan adanya garis di setiap foto. Para astronom pun berkata bahwa garis-garis itu banyak disebabkan satelit Starlink SpaceX.

Pasalnya, mayoritas satelit muncul saat pengamatan di waktu senja, di mana waktu ini sangat penting untuk menemukan asteroid yang menuju ke arah Bumi.

“Pada 2019, (sebanyak) 0,5 persen foto senja dipengaruhi (satelit), dan sekarang hampir 20 persennya terdampak,” ujar penulis utama studi, Przemek Mroz dilansir dari SciTech Daily, Kamis (20/1/2022).

Di sisi lain, para ilmuwan memprediksi bahwa hampir seluruh foto yang direkam ZTF saat senja akan mengandung setidaknya satu coretan, terutama setelah konstelasi Starlink mencapai 10.000 unit.

“Kami tidak mengharapkan satelit Starlink mempengaruhi foto non-senja, tetapi jika konstelasi satelit dari perusahaan lain masuk ke orbit yang lebih tinggi, ini dapat menyebabkan masalah untuk pengamatan,” papar Mroz.

Kendati demikian, para peneliti studi menyebut risiko kegagalan dalam mendeteksi asteroid akibat satelit masih terbilang kecil. Sebab, laporan ilmiah itu menunjukkan satu coretan hanya memengaruhi kurang dari sepersepuluh persen piksel dalam foto yang diambil perangkat ZTF.

“Ada kemungkinan kecil bahwa kita akan melewatkan asteroid atau peristiwa lain yang tersembunyi di balik garis satelit, tetapi dibandingkan dengan dampak cuaca, seperti langit mendung, ini adalah efek yang agak kecil untuk ZTF,” kata rekan penulis, Tom Prince.

Baca juga: Satelit SpaceX Milik Elon Musk Buat Netizen China Murka, Ini Alasannya

Dia menambahkan, bahwa perangkat lunak dapat dikembangkan untuk membantu mengurangi permasalahan ini seperti memprediksi lokasi satelit Starlink untuk memberitahu para astronom yang ingin melakukan pengamatan.

Dijelaskan Prince, perangkat lunak dapat menilai apakah satelit yang lewat memengaruhi pengamatan astronomi agar astronom bisa mengurangi efek negatif dari garis-garis tersebut.

Tim peneliti mencatat penelitian ini khusus untuk perangkat ZTF saja. Di masa yang akan datang, perangkat ZTF di Observatorium Vera C Rubin di Cile juga akan mengamati langit setiap malam.

Akan tetapi, lantaran pencitraannya sensitif, para astronom memprediksi bahwa ZTF jenis ini mungkin lebih terpengaruh oleh garis-garis dari satelit dibandingkan sebelumnya.

Baca juga: Buat Sejarah, SpaceX Luncurkan 4 Warga Sipil Lewat Misi Inspiration4

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com