Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kematian Flu Burung H5N6 Dilaporkan China, 3 Pasien Dirawat Intensif

Kompas.com - 18/01/2022, 11:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan China, melaporkan dua kasus kematian akibat flu burung H5N6. Sementara, tiga pasien lainnya masih dalam perawatan intensif.

Kelima pasien flu burung tersebut terdiri dari empat pria dan satu wanita yang berasal dari provinsi Sichuan, provinsi Zhejiang, dan Daerah Otonomi Guangxi yang diidentifikasi terinfeksi flu burung A (H5N6) dan dirawat di rumah sakit pada Desember 2021 lalu.

Melansir Forbes, Minggu (16/1/2022) pria berusia 75 tahun dari Kota Luzhou, Provinsi Sichuan pertama kali terinfeksi flu burung H5N6 pada 1 Desember, kemudian dirawat di rumah sakit tiga hari kemudian. Pria ini meninggal dunia pada 12 Desember 2021 lalu.

Pasien flu burung kedua yang meninggal dunia adalah pria berusia 54 tahun dari Kota Leshan, Provinsi Sichuan.

Setelah delapan hari di rumah sakit, pria ini meninggal pada 24 Desember 2021. Beradasarkan laporan, keduanya terpapar virus dari unggas peliharaan hidup.

Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Flu Burung H5N6 pada Manusia

 

Selain dua kasus kematian akibat flu burung H5N6, dilaporkan tiga pasien lainnya masih dirawat rumah sakit di mana dua orang dalam kondisi kritis yakni seorang wanita berusia 51 tahun dari Kota Hangzhou, provinsi Zhejiang, dan seorang pria berusia 28 tahun di Kota Liuzhou di Guangxi, China. 

Mereka sudah dirawat sejak pertengahan Desember. Satu pasien lainnya ialah pria 53 tahun dari Kota Liuzhou yang telah dirawat di rumah sakit sejak 23 Desember 2021.

Sejak 2014, sudah ada 63 kasus flu burung A (H5N6) yang menginfeksi manusia di China. Lebih dari setengah dari jumlah tersebut, telah dilaporkan terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain, Centre for Health Protection (CHP) Departemen Kesehatan Hong Kong, kini telah memperingatkan masyarakat yang bepergian ke China agar menghindari pasar unggas hidup atau peternakan.

Terlebih, pada wilayah yang terkena dampak dari flu burung H5N6 di China, yang menyebabkan dua kematian akibat penyakit ini.

Baca juga: China Laporkan Kasus Pertama Flu Burung H10N3 pada Manusia

Ilustrasi flu burung, avian influenza (H5N1) Ilustrasi flu burung, avian influenza (H5N1)

CPH juga mengimbau untuk waspada terhadap unggas di halaman belakang saat mengunjungi kerabat dan teman yang berada di China.

Masyarakat pun diminta untuk menghindari membeli unggas hidup atau yang baru disembelih, dan tidak menyentuh unggas atau kotorannya.

"Sementara tindakan pengawasan, pencegahan dan pengendalian lokal dilakukan, CHP akan tetap waspada dan bekerja sama dengan WHO dan otoritas kesehatan terkait untuk memantau perkembangan terakhir," demikian keterangan CPH.

Apabila memiliki gejala demam atau gangguan pernapasan selalu gunakan masker di mana pun Anda berada.

 

Baca juga: Flu Burung: Gejala, Cara Penularan, dan Cara Mencegah

 

Selain itu, lembaga tersebut mengingatkan masyarakat untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik.

Kendati jumlah kasus flu burung H5N6 di China lebih rendah dibandingkan kasus flu H7N9 pada 2017 lalu, infeksi ini tetap membahayakan dan membuat orang yang terpapar dalam keadaan kritis.

Sebelumnya, China juga telah memvaksinasi unggas pada tahun lalu. Namun, vaksin ini dinilai hanya dapat melindungi dari sebagian virus yang muncul untuk mencegah wabah, dan tetap membiarkan virus tetap menyebar.

Kondisi tersebut membuat para ahli khawatir akan jenis flu burung yang dapat bermutasi menjadi jenis yang menyebar dari manusia ke manusia hingga menyebabkan pandemi, meski belum ada laporan penularan virus flu burung antar manusia.

Baca juga: Flu Burung H10N3 di China, Apakah Virus Ini Berbahaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com