Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Virus Corona dapat Bertahan Berbulan-bulan di Hati dan Otak

Kompas.com - 31/12/2021, 10:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber NDTV


KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 dapat menyebar dalam beberapa hari dari saluran pernapasan ke jantung, otak, dan hampir setiap sistem organ dalam tubuh.

Ditemukan bahwa terkadang virus dapat bertahan di dalam tubuh, bahkan setelah gejala awal seseorang telah mereda.

Sebuah penelitian menemukan, virus yang telah menyebar tersebut dapat bertahan selama berbulan-bulan.

Peneliti di Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat melakukan analisis komprehensif mengenai distribusi dan persistensi virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh dan otak. Terungkap, patogen mampu bereplikasi dalam sel manusia jauh lebih lama.

Penelitian telah dirilis secara online dalam sebuah manuskrip yang tengah ditinjau untuk diterbitkan di jurnal Nature.

Baca juga: Virus Corona Menyerang Jaringan Lemak, Sebabkan Keparahan pada Orang Obesitas

Hasilnya menunjukkan penundaan pembersihan virus sebagai kontributor potensial terhadap gejala yang terus-menerus melanda penderita Covid-19.

Memahami mekanisme bertahannya virus bersama dengan respons tubuh terhadap reservoir virus apa pun, membantu meningkatkan perawatan bagi penderita.

“Untuk waktu yang lama, kami bertanya mengenai pengaruh Covid-19 dalam banyak sistem organ. Makalah ini menjelaskan mengapa infeksi terjadi lama bahkan pada orang yang memiliki gejala akut ringan atau tanpa gejala,” ujar Direktur Pusat Epidemiologis Klinis di Sistem Perawatan Kesehatan St. Louis Ziyad Al-Aly seperti dikutip dari NDTV, Kamis (30/12/2021).

Kendati begitu, temuan dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini belum ditinjau para ilmuwan independen dan sebagian besar terkait dengan data yang dikumpulkan dari kasus Covid-19 yang fatal, bukan pasien dengan infeksi lama atau disebut sekuele pasca-akut SARS-CoV-2.

Baca juga: Virus Corona Varian Omicron Terdeteksi di Malaysia dan Singapura

Temuan kontroversial

Kecenderungan virus corona menginfeksi sel-sel di saluran pernapasan dan paru-paru masih diperdebatkan. Banyak penelitian memberikan bukti yang mendukung dan menentang atas kemungkinan bahwa virus corona bertahan di otak dan hati.

Adapun penelitian yang dilakukan di NIH di Bethesda, Maryland, didasarkan pada pengambilan sampel dan analisis jaringan ekstensif yang diambil selama otopsi pada 44 pasien yang meninggal setelah tertular virus corona selama tahun pertama pandemi terjadi di AS.

Dijelaskan bahwa beban infeksi di luar saluran pernapasan dan waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan virus dari jaringan yang terinfeksi tidak ditandai dengan baik, terutama di otak.

Terdeteksi RNA SARS-CoV-2 yang persisten di beberapa bagian tubuh, termasuk daerah di seluruh otak, selama 230 hari setelah timbulnya gejala.

Ini kemungkinan menunjukkan infeksi dengan partikel virus yang rusak, yang telah dijelaskan dalam infeksi persisten dengan virus campak, jelas peneliti.

"Kami tidak sepenuhnya memahami Covid-19 yang lama, tetapi perubahan ini dapat menjelaskan gejala yang sedang berlangsung," kata profesor biosekuriti global di University of New South Wales di Sydney Raina MacIntyre, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Baca juga: Studi Temukan Hubungan Virus Corona SARS-CoV-2 dan Sel Paru-paru Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com