Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belalang Sembah, Serangga Pemangsa yang Memakan Otak Burung

Kompas.com - 30/12/2021, 19:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Postur tubuh yang tinggi dan kaki depan yang terlipat mungkin membuat belalang sembah tidak terlihat seperti bahwa pemangsa yang menyeramkan.

Studi oleh ahli zoologi menemukan bahwa belalang sembah di beberapa negara telah didokumentasikan membunuh burung dan melahap otak mereka.

Tetapi, diketahui bahwa belalang sembah jarang memangsa vertebrata kecil, termasuk katak, kadal, dan ular, sehingga para ilmuwan belum mengetahui seberapa universal kebiasaan memangsa burung ini.

"Fakta bahwa memakan burung begitu meluas di kalangan belalang sembah, baik secara taksonomi maupun geografis, adalah penemuan yang spektakuler," kata pemimpin peneliti, Martin Nyffeler dari University of Basel di Swiss, sebagaimana dilansir dari Science Alert.

Nyffeler dan tim telah meninjau semua literatur ilmiah yang tersedia dan catatan lain tentang pemangsaan burung oleh belalang sembah.

Baca juga: 5 Fakta Belalang, Serangga yang Tidak Punya Telinga

Mereka menemukan bahwa fenomena tersebut telah didokumentasikan di 13 negara yang berbeda, di semua benua kecuali Antartika, dengan belalang memangsa sekitar 24 spesies burung yang berbeda.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan 147 kasus perilaku yang telah dilaporkan sejak kejadian pertama yang didokumentasikan pada tahun 1864, dengan sebagian besar kasus melibatkan serangan terhadap burung kolibri di Amerika Serikat (AS).

Menurut, setidaknya salah satu pengamatan yang disertakan, kebiasaan makan ini cukup mengerikan, terutama karena belalang sembah diketahui kadang-kadang memakan mangsanya saat mereka masih hidup.

"Modus operandi belalang tampaknya mendekati burung, yang selalu menggantung ke bawah, dan kemudian masuk ke rongga tengkorak melalui salah satu mata, kemudian memakan jaringan otak".

Baca juga: Belalang Sembah Jantan Lawan Betina demi Kawin dan Bertahan Hidup

Serangan itu dimungkinkan oleh kaki depan belalang sembah yang kuat, yang memungkinkannya menangkap dan melumpuhkan korbannya.

"Mereka hanya memegang (mangsa) dan memakannya saat mangsa masih hidup. Mereka makan secara perlahan dan perlahan sampai tidak ada yang tersisa," ujar pensiunan ahli ekologi forensik, Dietrich Mebs dari Universitas Frankfurt, Jerman, kepada Newsweek.

Satu hal yang mengkhianati dari fenomena ini adalah ia berpotensi menimbulkan risiko bagi jumlah burung, terutama burung kolibri di AS.

"Studi kami menunjukkan ancaman belalang sembah terhadap beberapa populasi burung," kata Nyffeler.

Tak senada dengan Nyffeler, penulis dan pengamat burung yang berbasis di Indiana, Kenn Kaufman, mengatakan bahwa mengingat kelangkaan keseluruhan peristiwa yang tercatat sejauh ini, mungkin tidak perlu terlalu khawatir tentang populasi burung kolibri.

Baca juga: Peringatan dari Alam, Wabah Belalang Serang Afrika

"Meskipun perilakunya tampak aneh atau mengerikan, saya tidak berpikir itu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup spesies burung kolibri mana pun karena hal itu tidak terlalu sering terjadi dibandingkan dengan total populasi," kata Kaufman kepada Motherboard .

"Jadi saya akan mengatakan itu adalah fenomena yang menarik tetapi bukan masalah konservasi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com