Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Terimpit Bebatuan, Teritip Andalkan Penis yang Sangat Panjang untuk Kawin

Kompas.com - 10/12/2021, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Selama memasuki masa perkawinan, teritip akan dibantu dengan bulu chemosensory yang menutupi penis mereka.

Bulu tersebut memungkinkan teritip jantan untuk mendeteksi sinyal yang diberikan oleh teritip betina.

Begitu pejantan menemukan pasangan yang mau menerimanya, hewan ini akan menggunakan penisnya yang panjang untuk menjangkau pasangannya.

Baca juga: Singa Laut Jantan Bisa Mengawini hingga 14 Betina

Dilansir dari Wired, Kamis (17/7/2014), peneliti mengungkapkan bahwa penis teritip sangat sensitif, tapi mudah menyesuaikan diri dengan kondisi laut dan kepadatan populasi di lautan yang berbeda.

Kondisi air di mana teritip hidup secara bebas dapat memengaruhi ukuran dan bentuk penis mereka untuk melawan hantaman keras dari gelombang di perairan.

Di perairan yang tenang, teritip tumbuh panjang, serta memiliki penis yang fleksibel untuk menemukan pasangan sebanyak mungkin. Sementara itu, teritip yang hidup di perairan berombak dan bergelombang memiliki penis yang lebih pendek dan lebih tebal.

Penis yang lebih tebal ini tidak memiliki kemampuan untuk meregang dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan penis yang lebih tipis. Tetapi, penis tebal ini memberikan manfaat lainnya, yaitu untuk menahan gelombang.

Bagi spesies teritip yang pindah dari perairan yang tenang ke wilayah yang lebih bergelombang akan menyesuaikan bentuk penisnya.

Menariknya, hewan yang tampak seperti kerang ini akan menumbuhkan penis mereka di setiap tahunnya sebelum memasuki musim kawin. Bahkan, penis teritip disebut dapat meregang hingga delapan kali panjang tubuhnya.

Misalnya, spesies teritip Semibalanus balanoides yang dapat memanjangkan penisnya dengan meregang untuk menjangkau pasangannya.

Para peneliti percaya bahwa teritip biji ek Atlantik atau Balanus balanoides yang tinggal di daerah dengan sedikit berpenduduk memiliki lebih banyak lipatan di penis mereka, yang mengakibatkan spesies ini memiliki penis yang lebih panjang.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Lalat Habiskan Waktu 2 Jam untuk Kawin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com