Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Terimpit Bebatuan, Teritip Andalkan Penis yang Sangat Panjang untuk Kawin

Kompas.com - 10/12/2021, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan. tdfugere/PIXABAY Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan.
Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan. tdfugere/PIXABAY Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan.
KOMPAS.com - Bagi hewan seperti b
Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan. tdfugere/PIXABAY Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan.
Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan. tdfugere/PIXABAY Hewan teritip yang hidup di antara batu-batu kasar di lautan.
ernacle
atau teritip (Cirripedia) perkawinan merupakan hal yang cukup rumit. Sebab, posisi hewan laut bercangkang itu terimpit di antara bebatuan di dalam laut.

Nah, untuk mengetahui bagaimana cara teritip kawin, kamasutra satwa kali ini akan membahasnya.

Teritip merupakan hewan laut yang sangat menarik. Makhluk ini diketahui menggunakan penisnya yang panjang untuk dapat mengawini betina di sekitarnya.

Namun, para peneliti menyebut jika posisi betina dinilai terlalu jauh, teritip jantan akan menyebarkan sperma mereka kepada betinanya atau disebut spermcasting.

Baca juga: Tak Mau Langsung Kawin, Hamster Betina Harus Mengenal Aroma Jantan Lebih Dulu

Hewan lain yang diketahui mengalami proses spermcasting termasuk jenis spons, karang, dan beberapa moluska. Teritip ini adalah krustasea pertama yang diketahui menggunakan strategi ini.

Menurut studi yang telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B itu, kebanyakan teritip adalah hermaprodit yang menghabiskan masa hidup mereka di antara permukaan yang keras.

Akan tetapi, mereka tidak dapat membuahi diri sendiri karena itulah hewan ini memerlukan pasangan untuk berkembang biak.

Saat kawin, teritip akan bersanggama semu atau menumbuhkan penis yang sangat panjang dan melepaskan sperma di dalam cangkang teritip lain di dekatnya, menyebabkan terjadinya pembuahan.

Dilansir dari NBC News, Jumat (18/1/2013), ahli biologi di Universitas Alberta, Marjan Barazandeh, dan timnya telah mengamati satu spesies teritip di Pasifik Timur Laut bernama Pollicipes polymerus, memiliki penis yang lebih pendek dari panjang kakinya. Sementara itu, panjang penisnya tidak bervariasi sepanjang musim kawin tiba.

Selain itu, mereka juga memperhatikan bahwa beberapa spesies teritip mengeluarkan sperma di dalam air saat air surut.

Di sisi lain, para peneliti juga telah melakukan riset terhadap 599 teritip di lepas pantai British Columbia untuk memahami bagaimana teritip memiliki keragaman genetik.

Hasilnya, mereka menemukan sebanyak 37 teritip yang terisolasi telah dibuahi dengan sperma asing. Artinya, anggapan bahwa teritip menyebarkan sperma kepada betina yang jaraknya jauh telah terbukti.

"Spesies Pollicipes polymerus agak unik, (sebab) memiliki penis yang relatif pendek dan tidak dapat memanjang, dan hidup di lingkungan fisik yang ekstrem (seperti pantai berbatu dengan gelombang), sehingga tampaknya penangkapan sperma lebih mungkin terjadi pada spesies ini daripada yang lain," tulis peneliti studi.

Baca juga: Berbeda dengan Betina, Bison Jantan Tak Hanya Kawin dengan Satu Pasangan

 

Selama memasuki masa perkawinan, teritip akan dibantu dengan bulu chemosensory yang menutupi penis mereka.

Bulu tersebut memungkinkan teritip jantan untuk mendeteksi sinyal yang diberikan oleh teritip betina.

Begitu pejantan menemukan pasangan yang mau menerimanya, hewan ini akan menggunakan penisnya yang panjang untuk menjangkau pasangannya.

Baca juga: Singa Laut Jantan Bisa Mengawini hingga 14 Betina

Dilansir dari Wired, Kamis (17/7/2014), peneliti mengungkapkan bahwa penis teritip sangat sensitif, tapi mudah menyesuaikan diri dengan kondisi laut dan kepadatan populasi di lautan yang berbeda.

Kondisi air di mana teritip hidup secara bebas dapat memengaruhi ukuran dan bentuk penis mereka untuk melawan hantaman keras dari gelombang di perairan.

Di perairan yang tenang, teritip tumbuh panjang, serta memiliki penis yang fleksibel untuk menemukan pasangan sebanyak mungkin. Sementara itu, teritip yang hidup di perairan berombak dan bergelombang memiliki penis yang lebih pendek dan lebih tebal.

Penis yang lebih tebal ini tidak memiliki kemampuan untuk meregang dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan penis yang lebih tipis. Tetapi, penis tebal ini memberikan manfaat lainnya, yaitu untuk menahan gelombang.

Bagi spesies teritip yang pindah dari perairan yang tenang ke wilayah yang lebih bergelombang akan menyesuaikan bentuk penisnya.

Menariknya, hewan yang tampak seperti kerang ini akan menumbuhkan penis mereka di setiap tahunnya sebelum memasuki musim kawin. Bahkan, penis teritip disebut dapat meregang hingga delapan kali panjang tubuhnya.

Misalnya, spesies teritip Semibalanus balanoides yang dapat memanjangkan penisnya dengan meregang untuk menjangkau pasangannya.

Para peneliti percaya bahwa teritip biji ek Atlantik atau Balanus balanoides yang tinggal di daerah dengan sedikit berpenduduk memiliki lebih banyak lipatan di penis mereka, yang mengakibatkan spesies ini memiliki penis yang lebih panjang.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Lalat Habiskan Waktu 2 Jam untuk Kawin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com