Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahsyatnya Letusan Gunung Vesuvius Setara Bom Atom Hiroshima, Ini Kata Arkeolog

Kompas.com - 02/12/2021, 20:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Letusan Gunung Vesuvius menjadi salah satu erupsi gunung terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Arkeolog mengungkapkan dahsyatnya letusan gunung yang hancurkan kota Pompeii itu setara bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang di masa Perang Dunia II.

Gunung Vesuvius di Herculaneum, kota Romawi Kuno, erupsi pada tahun 79 masehi.

Seorang arkeolog Italia menyebut bahwa efek letusan gunung berapi mematikan itu tampak pada kondisi korban di Herculaneum, kota selain Pompeii yang mengalami kehancuran akibat bencana tersebut.

“Korban yang tersisa di sini ditemukan dalam kondisi yang mirip dengan (korban bom atom) yang ada di Hiroshima. Anda akan merasakan (peristiwa) mengerikan dan tragedi,” ujar arkeolog dari proyek konservasi Herculaneum, Domenico Camardo dilansir dari The Guardian, Kamis (2/12/2021). 

Gelombang panas piroklastik dari letusan gunung berapi Vesuvius ini mencapai 400 hingga 500 Celcius, yang dinilai dapat mendidihkan otak maupun darah manusia.

Sementara itu, Camardo menyebutkan para peneliti telah membedah sisa-sisa korban dari letusan Gunung Vesuvius yang ditemukan di pantai kota itu pada Oktober lalu.

Baca juga: Jasad Perwira Korban Letusan Gunung Vesuvius Teridentifikasi

 

Korban baru letusan dahsyat gunung Vesuvius

Para arkeolog menemukan jasad baru dari korban letusan Gunung Vesuvius.

Mereka menyimpulkan, kondisi jasad tersebut serupa dengan korban letusan bom atom yang dijatuhkan sekutu di Hiroshima, Jepang pada masa Perang Dunia II.

Mereka meyakini bahwa jasad pria yang diperkirakan berusia antara 40 hingga 45 tahun itu, tewas tak jauh dari lokasi pantai saat ia mencoba menyelamatkan diri.

Pada kesempatan yang sama, salah satu peneliti bernama Nunzia Laino menjelaskan, bahwa kemungkinan pria yang ditemukan itu membawa harta bersamanya.

Sebab, saat ditemukan tampaknya dia menggenggam tas kulit kecil berisi kotak kayu dengan sebuah besi atau perunggu di dalamnya.

“Benda-benda yang ditemukan bersama jenazah memiliki kompleksitas tertentu. Ada juga sisa-sisa kain, jadi harus diekstraksi dengan hati-hati sebelum penelitian dapat dilakukan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Francesco Sirano, direktur taman arkeologi Herculaneum menyebut tulang korban letusan dahsyat Gunung Vesuvius ini juga tampak berwarna kemerahan yang terindikasi sebagai bekas noda darah orang tersebut.

Baca juga: Gali Situs Pompeii, Ahli Temukan lagi Korban Letusan Gunung Vesuvius

Seorang korban di Pompeii dari letusan Gunung Vesuvius, Italiashutterstock Seorang korban di Pompeii dari letusan Gunung Vesuvius, Italia

Penemuan korban baru dari letusan dahsyat gunung berapi Vesuvius berabad-abad lalu ini dilakukan selama penggalian arkeologi pertama di Herculaneum, situs yang jauh lebih kecil dan kurang terkenal dibandingkan Pompeii selama hampir tiga dekade.

Penggalian yang dilakukan para ahli pada tahun 1980-an dan 1990-an menemukan lebih dari 300 kerangka manusia dengan kondisi baik yang tertimbun di bagian gudang sebuah perahu.

Peneliti pun meyakini bahwa perahu tersebut digunakan para untuk berlindung, sambil menunggu bantuan yang datang melalui laut.

Sebelumya, sisa-sisa tubuh seorang prajurit yang diyakini merupakan tentara Pliny the Elder, dan komandan angkatan laut Romawi ditemukan pada tahun 1980-an berada tak jauh dari penemuan jasad yang baru-baru ini diungkapkan.

Camardo mengatakan, bahwa letusan Gunung Vesuvius yang menghantam wilayah Herculaneum berbeda dengan Pompeii.

“Pompeii dihancurkan oleh hujan abu dan lapillus, yang menguburnya sejauh tiga atau empat meter. Sebaliknya, Herculaneum pertama kali dihancurkan oleh awan piroklastik dengan suhu lebih dari 400 derajat. Panasnya membakar pohon, penduduk, dan bentuk kehidupan lainnya,” papar Camardo.

Baca juga: Ahli Ungkap Makanan Orang Romawi Kuno Sebelum Letusan Gunung Vesuvius, Apa Itu?

 

Dia menambahkan, kota tersebut mengalami enam gelombang lumpur vulkanik seperti banjir dan membekukan kota dengan material setinggi hampir 20 meter.

“Tetapi banjir lumpur ini, yang kemudian mengeras, menjaga kelestarian semua peninggalan organik, karena oksigen tidak dapat menyaringnya. Jadi saat ini kami menemukan hal lain seperti makanan, yang belum ditemukan di Pompeii,” tuturnya.

Kota Herculaneum sendiri ditemukan selama penggalian di awal abad ke-18. Para peneliti pun mengklaim, bahwa kota ini termasuk wilayah orang kaya dibandingkan dengan Pompeii.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya vila-vila mewah yang didekorasi dengan lukisan dinding dan lantai mosaik, termasuk House of the Bicentenary, yang sebelumnya telah ditemukan pada tahun 1938.

Tak dipungkiri jika proses penggalian sangat menantang bagi peneliti, karena situs ini terletak di bawah kota modern.

Demi keberlanjutan studi, Sirano pun berharap dapat menemukan kembali sisa-sisa korban letusan Gunung Vesuvius saat penggalian selanjutnya. Bagian dari area pantai yang tengah digali ini direncanakan akan dibuka bagi masyarakat umum pada tahun 2024 mendatang.

Baca juga: Ahli Temukan Sel Otak Berumur 2000 Tahun dari Korban Letusan Vesuvius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com