KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, beberapa penyakit kerap kali terabaikan oleh sebagian masyarakat, salah satunya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Padahal, penyakit ISPA masih mengintai siapa saja hingga saat ini.
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian tubuh yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.
Bagian sistem pernapasan atas tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung.
Di artikel kali ini, kita akan membahas ISPA, mulai dari penyebab ISPA, gejala ISPA, hingga kapan harus ke dokter.
Baca juga: Oddie Agam Alami Kerusakan Ginjal, Apa Saja Faktor Penyebab Penyakit Gagal Ginjal?
70 persen ISPA disebabkan oleh virus, hampir 30 persen oleh bakteri, sisanya jamur.
Ada lebih dari 200 macam virus penyebab ISPA ini. Di antaranya seperti berikut.
ISPA dapat terjadi kapan saja, tapi penyakit ini paling sering terjadi pada musim hujan tepatnya bulan September sampai Maret. Selain itu, juga pada musim kemarau dengan banyaknya kasus karhutla.
"ISPA ini merupakan penyakit infeksi yang tersering," kata dr Syahrial M Hutaurul Sp.THT-KL(K), selaku Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT FKUI-RSCM.
Hal ini disampaikan Syahrial dalam webinar Extra Protection for the New Normal! - Proteksi Ekstra Hidung, Mulut dan Tenggorok di Masa Normal Baru, Kamis (28/10/2021).
ISPA menjadi penyakit infeksi yang tersering tetapi banyak pula yang tidak menyadarinya.
Ada banyak sekali tanda-tanda penyakit yang termasuk dalam kategori ISPA ini yakni:
Bila Anda mulai merasakan gejala hidung tersumbat dan pilek, maka segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin parah, silahkan cek dan periksa ke dokter.
Dalam gejala batuk, umumnya penderita akan mengalami batuk kering tanpa dahal yang dihasilkan dari paru-paru.
Nah, selain itu ketika sakit tenggorokan, biasanya penderita ISPA juga kerap bersamaan dengan merasakan sakit kepala ringan dan bernapas cepat atau kesulitan bernapas.