Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Penyebab ISPA, Gejala, Pencegahan, dan Waktu Tepat ke Dokter

KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, beberapa penyakit kerap kali terabaikan oleh sebagian masyarakat, salah satunya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Padahal, penyakit ISPA masih mengintai siapa saja hingga saat ini.

ISPA adalah infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan bagian atas. Bagian tubuh yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, dan laring.

Bagian sistem pernapasan atas tersebut akan mengarahkan udara yang kita hirup dari luar ke trakea dan akhirnya ke paru-paru di mana respirasi berlangsung.

Di artikel kali ini, kita akan membahas ISPA, mulai dari penyebab ISPA, gejala ISPA, hingga kapan harus ke dokter.

Penyebab dan gejala ISPA

70 persen ISPA disebabkan oleh virus, hampir 30 persen oleh bakteri, sisanya jamur. 

Ada lebih dari 200 macam virus penyebab ISPA ini. Di antaranya seperti berikut.

  1. Rhinovirus menyebabkan 30-50 persen kasus
  2. Coronavirus menyebabkan 10-15 persen kasus
  3. Influenza virus menyebabkan ISPA sekitar 5-15 persen kasus
  4. Respiratory syncytial virus menyebabkan 5 persen kasus
  5. Parainfluenza, 5 persen kasus
  6. Adenovirus, kurang dari 5 persen kasus
  7. Metapneumovirus, kurang lebih 2 persen kasus
  8. Virus lainnya, mencapai 20-30 persen kasus

ISPA dapat terjadi kapan saja, tapi penyakit ini paling sering terjadi pada musim hujan tepatnya bulan September sampai Maret. Selain itu, juga pada musim kemarau dengan banyaknya kasus karhutla.

"ISPA ini merupakan penyakit infeksi yang tersering," kata dr Syahrial M Hutaurul Sp.THT-KL(K), selaku Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT FKUI-RSCM.

Hal ini disampaikan Syahrial dalam webinar Extra Protection for the New Normal! - Proteksi Ekstra Hidung, Mulut dan Tenggorok di Masa Normal Baru, Kamis (28/10/2021).

Gejala ISPA

ISPA menjadi penyakit infeksi yang tersering tetapi banyak pula yang tidak menyadarinya.

Ada banyak sekali tanda-tanda penyakit yang termasuk dalam kategori ISPA ini yakni:

  1. Rhinitis (common cold): batuk, pilek, influenza
  2. Acute Pharyngitis: radang tenggorok
  3. Tonsillopharyngitis: amandel
  4. Sinusitis: sinus
  5. Middle ear infection: congek
  6. Epiglottitis: batuk rejan atau batuk 100 hari
  7. Laryngitis: serak dan sesak napas

Bila Anda mulai merasakan gejala hidung tersumbat dan pilek, maka segera minum obat dan istirahat di rumah. Bila semakin parah, silahkan cek dan periksa ke dokter.

Dalam gejala batuk, umumnya penderita akan mengalami batuk kering tanpa dahal yang dihasilkan dari paru-paru.

Nah, selain itu ketika sakit tenggorokan, biasanya penderita ISPA juga kerap bersamaan dengan merasakan sakit kepala ringan dan bernapas cepat atau kesulitan bernapas.

Ada gejala atau tanda lain yang perlu diperhatikan yaitu, warna kebiruan pada kulit akibat kurangnya oksigen.

Anda juga perlu memperhatikan gejala sinusitus seperti wajah terasa nyeri, hidung beringus, dan kadang-kadang rasa sakit dan demam. 

Kapan harus ke dokter?

Jika sudah berusaha minum obat, tetapi belum sembuh juga, maka Anda harus segera menghubungi dokter jika sudah memiliki kondisi berikut.

1. Menggigil, demam, dan sesak napas yang tidak biasa

Menggigil, demam, dan sesak napas yang tidak biasa. Bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada saluran pernapasan atas. Sebab, mungkin terdapat adanya infeksi yang berpotensi lebih serius seperti influenza, pneumonia, atau bronkitis akut.

Mereka yang berusia di bawah 2 tahun, hamil, atau penderita asma harus berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sesak napas.

2. Mual, muntah, diare bersamaan

Mual, muntah, dan diare terjadi pada waktu yang bersamaan dengan infeksi saluran pernapasan atas yang tidak kunjung sembuh.

3. Bayi demam

Bayi yang berusia kurang dari tiga bulan yang mengalami demam harus diperiksa langsung oleh dokter karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang dan bisa terjadi infeksi lainnya.

4. Pasien yang kekebalan tubuh berkurang karena obat dan mengalami demam

Pasien yang kekebalan tubuhnya berkurang karena obat atau penyakit harus menghubungi dokter jika mereka mengalami demam. Sebab,  hal itu nampaknya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas.

5. Pilek lebih dari seminggu

Karena pilek pada umumnya sembuh dalam waktu seminggu, jika tidak sembuh dalam jangka waktu tersebut, mungkin menjadi indikasi agar Anda berkonsultasi dengan dokter.

Pencegahan ISPA

Selain menjaga kebersihan dan imunitas tubuh, Syahrial mengatakan, penggunaan Polyvinylpyrrolidone-Iodine (PVP-I) bisa membantu dalam mencegah terjadinya ISPA ini.

Dijelaskan Syahrial bahwa PVP-I merupakan antiseptik untuk preventif dan profilaksis ISPA.

"PVP-I memiliki efek antibakteri dan antivirus yang luas, sehingga dapat dapat mengontrol penularan ISPA melalui rongga mulut dan tenggorok," jelasnya.

Kegunaan PVP-I ini sendiri bermanfaat sebagai anti-bakteri karena memiliki spektrum antimikrobial luas dibanding antiseptik lain, anti-viral karena memiliki daya bunuh virus yang kuat dan bekerja cepat, serta anti-coronavirus karena dapat digunakan untuk dekontaminasi kulit.

Jika digunakan sebagai obat kumur, maka ini akan mngurangi viral loal pada hidung, nasofaring, mulut dna tenggorok.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/29/123000623/kenali-penyebab-ispa-gejala-pencegahan-dan-waktu-tepat-ke-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke