Fenomena ini dinamai berdasarkan nama fisikawan Inggris, John William Strutt yang dikenal juga sebagai Lord Rayleigh.
"Selain membuat langit terlihat biru, fenomena ini juga menjadi penyebab mengapa Matahari tampak kekuningan di siang hari, padahal cahaya Matahari berwarna putih," jelasnya.
Dijelaskan Andi, dalam analisis spektroskopi, salah satu cabang astronomi yang mempelajari sifat fisis bintang, berdasarkan spektrum cahaya baik yang diserap (absorbsi) maupun dilepaskan (emisi), muncul garis Natrium berwarna kekuningan yang menandakan Matahari berada di kelas G, yang mana suhu permukaannya antara 5000-6000 Kelvin.
Akan tetapi, karena matahari memancarkan seluruh spektrum cahaya tampak maupun spektrum elektomagnetik lainnya, maka perpaduan dari berbagai spektrum tersebut menghasilkan warna putih.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Matahari Menghilang?
Ketika Matahari berkulminasi atau mencapai titik tertinggi di atas ufuk saat tengah hari, cahaya akan menempuh jarak yang lebih pendek saat melalui atmosfer.
Ini artinya, sebagian besar spektrum kuning, jingga dan merah akan melewati atmosfer.
Sedangkan, sebagian kecil cahaya biru dan ungu dihamburkan dan dihilangkan dari peraduan berbagai macam spektrum.
"Oleh karenanya, Matahari akan tampak kuning bagi kita di Bumi," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.