Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Gejala Varian Baru Corona Dimulai dari Diare dan Tak Terdeteksi PCR, Ini Klarifikasinya

Kompas.com - 29/09/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Informasi terkait varian virus corona B.1.1.7, B.1.6.17, dan B.1.351 masih beredar di WhatsApp Group. Salah satu berita Kompas.com pun dicatut dalam unggahan tersebut.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com yang tayang 22 Mei 2021, klaim dalam informasi tersebut perlu diluruskan

Narasi yang beredar:

Kepada teman-teman yang cari nafkah di bidang yang sering "bertemu dengan orang", varian baru yang ditemukan di India (B 1617) memiliki gejala yang unik tidak menimbulkan panas tapi virus varian baru ini menyerang langsung ke paru-paru.

Tes-tes yang ada (rapid, swab antigen maupun swab PCR), semua hasilnya negatif, hanya LDCT (low dose CT Scan paru) Scan paru-paru yang bisa mendeteksi varian baru ini.
Biasanya langsung sesak napas dan 1~2 hari meninggal dunia.

Baca juga: Bukan Hoaks, 6 Fakta Pandemi Covid-19 Indonesia Sudah Fase Kritis

Virus mematikan ini sudah ditemukan di Bali (B1351), Jakarta(B1617/B117),

Sumber informasi: https://nasional.kompas.com/read/2021/05/03/16035411/kemenkes-varian-b117-b1617-dan-b1351-sudah-masuk-indonesia?page=all

Gejala:
1. Diare.
2. Swab & PCR negatif.
3. Hari ke 3 diare makin parah.
4. Sesak nafas / nafas tersengal-sengal
4. CT scan paru hasilnya berwarna putih semua.
5. Setelah paru-paru menjadi putih,biasanya 1-2 hari kemudian meninggal.

Mari sama-sama ketatkan prokes :
1. Memakai Masker
2. Mencuci Tangan
3. Menjaga Jarak
4. Menjauhi Kerumunan
5. Mengurangi Mobilitas

Sayangi diri Anda, Sayangi Keluarga Anda, dan Sayangi Negeri ini.

Konfirmasi

Diberitakan Kompas.com (22/5/2021), epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan ada informasi yang benar dan tidak benar dalam unggahan tersebut, sehingga perlu diluruskan.

"Untuk yang varian India ini memang lebih banyak menyebabkan sesak lebih berat, namun tidak semuanya tidak terdeteksi. PCR ini kan ada 3 tipe. Artinya informasi ini tidak seluruhnya benar, tidak seluruhnya salah," ungkapnya pada Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).

Terkait gejala yang disebutkan, yaitu bermula dari diare hingga akhirnya meninggal, menurut Dicky hal itu tidak benar.

Tidak semua pasien yang terinfeksi varian baru dimulai dari diare, sesak napas, lalu meninggal dalam waktu singkat.

"Mengenai gejala ini tidak spesifik gejala untuk Covid-19, kalau diare langsung, nggak begitu. Kadang ada yang demam, ada yang sesak, gangguan pencernaan," kata Dicky.

Gejala bisa berbeda atau beragam, tapi masih berkisar pada gejala umum Covid-19.

Dia menyebutkan gejala umum itu antara lain demam, gangguan penciuman, pegal seperti saat flu, dan sebagainya.

Terkait gejala unik dari varian yang ditemukan di India (varian B.1.617 atau varian Delta), ada 3, yakni:

  • batuk terus menerus sampai satu jam,
  • kadang dalam satu hari ada 3-4 episode batuk terus menerus
  • mulut kering konjungtivitis atau mata merah.

Dari gejala-gejala yang muncul itulah dokter akan melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang lewat laboratorium.

Selain itu akun Facebook Jarot Setiawan mencatut pemberitaan Kompas.com agar terlihat valid.

Dalam berita yang dicantumkan oleh akun Facebook Jarot Setiawan hanya memuat informasi tentang 3 varian virus corona dari luar negeri yang telah masuk ke Indonesia. Ketiganya yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Akan tetapi dalam berita tidak disebutkan informasi lainnya seperti gejala Covid-19 pada varian baru dan tes yang bisa mendeteksi.

Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan bahwa kendati ada varian yang lebih mampu menghindari sistem imun, jejaknya masih bisa terdeteksi tes antigen/PCR.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com