Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Pada 2020, 37.706 Anak Terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 28/09/2021, 10:02 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan, sebanyak 37.706 kasus anak terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia pada gelombang pertama atau dari Maret hingga Desember 2020.

Dilansir dari siaran pers IDAI, Minggu (27/9/2021), data tersebut telah dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Frontiers in Pediatrics pada tanggal 23 September 2021.

Dalam laporan tersebut juga dipaparkan angka kematian pada anak karena Covid-19. Ini datanya:

  • Angka kematian tertinggi ada pada anak berusia 10-18 tahun, yakni sebesar 26 persen.
  • Diikuti oleh kematian anak berusia 1-5 tahun sebanyak 23 persen.
  • Kematian pada anak berusia 29 hari hingga kurang dari 12 bulan sebesar 23 persen.
  • Kematian pada anak berusia 0-28 hari sebesar 15 persen
  • Kematian pada anak usia 6 hingga kurang dari 10 tahun sebesar 13 persen.

Baca juga: Mengapa Kekebalan Anak terhadap Covid-19 Lebih Baik? Studi Jelaskan

“Penelitian ini adalah gambaran data terbesar pertama (terkait) kasus Covid-19 anak di Indonesia pada gelombang pertama Covid. Angka kematian yang cukup tinggi adalah hal yang harus dicegah dengan deteksi dini dan tatalaksana yang cepat dan tepat,” kata Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon), Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI.

Selain itu, studi tersebut juga menyebutkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) Covid-19 anak di Inonesia jauh lebih tinggi dibanding negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara di Eropa.

CFR merupakan jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang sakit atau mempunyai gejala suatu penyakit.

Terdapat sebanyak 522 kematian dari 35.506 kasus suspek dengan total CFR adalah 1,4 persen.

Ditambah lagi dengan adanya 177 kematian dari 37.706 kasus terkonfirmasi covid dengan total CFR 0,46 persen.

Adapun penyebab kematian anak akibat covid terbanyak dikarenakan faktor gagal napas, sepsis atau syok sepsis dan penyakit bawaan atau komorbid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com