Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2021, 20:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Banyak pasangan suami isteri yang ingin mendapatkan momongan, namun, tak sedikit yang mengalami hambatan karena berbagai faktor kesehatan. Salah satu upaya banyak pasangan untuk mendapatkan anak, adalah dengan program bayi tabung.

Apa itu bayi tabung?

Bayi tabung adalah satu dari banyak metode medis yang digunakan untuk membantu pasangan dalam mendapatkan kehamilan.

Biasanya, program bayi tabung diterapkan pada pasangan dengan infertilitas atau gangguan kesuburan.

Hal ini dilakukan dengan mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Setelah pembuahan berhasil, selanjutnya sebanyak 2 sampai 3 embrio akan ditanam ke rahim calon ibu.

Baca juga: 2 Faktor Keberhasilan Program Bayi Tabung bagi Pasangan Tidak Subur

 

Penjelasan mengenai program bayi tabung itu disampaikan Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, MPH, Sp.OG-KEFR, Dokter Spesialis Kebidanan Kandungan dalam webinar Embrio Normal untuk Kehamilan Sehat yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Pondok Indah, Kamis (23/9/2021).

Lebih lanjut, Prof. Budi menjelaskan lima hal yang menandakan kapan program bayi tabung harus dilakukan.

Adapun salah satu faktor dari kelima hal tersebut adalah karena kualitas sperma. 

Dia memaparkan data bahwa sebesar 35 persen yang menjadi penyebab gangguan kesuburan pada pasangan adalah karena faktor kualitas sperma.

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kesuburan, baik dari suami maupun isteri. Sehingga, alasan tersebut yang kemudian mendorong pasangan memutuskan untuk menjalani program bayi tabung.

Baca juga: Infertilitas Dialami 3 dari 200 Wanita, Haruskah Bayi Tabung?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com