Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Indonesia Masih Jauh untuk Transisi Pandemi ke Endemi, Ini yang Harus Dilakukan

Kompas.com - 11/09/2021, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Griffith Australia mengatakan, Indonesia masih jauh dari epidemi, apalagi transisi epidemi.

"Sekarang (Indonesia dan negara lain) belum bisa disebut transisi ke epidemi, karena berlangsungnya pandemi masih akan lama dan endemi juga masih lama," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (10/9/2021).

Dilansir dari laman resmi Unair, pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi serempak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas (seluruh negara atau benua). Ini seperti kejadian pandemi Covid-19 yang dimulai sejak awal 2020 hingga hari ini.

Epidemi adalah kejadian penyebaran penyakit yang cepat di wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut. Contoh epidemi adalah penyebaran virus Ebola di Republik Demokratik Kongo (DRC) pada 2019, flu burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada tahun 2003, penyakit Ebola di Negara Afrika.

Sementara endemi adalah penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit malaria di Papua.

Baca juga: WHO Tegur Indonesia karena Mobilitas di Jawa Naik, Epidemiolog Ingatkan Pandemi Belum Usai

Dijelaskan Dicky, ketika nanti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut statu pandemi global, bukan berarti status di semua negara langsung berubah menjadi epidemi.

"Ada (negara) yang setelah pandemi berubah menjadi epidemi, kemudian setelah berapa lama akan berubah menjadi endemi," jelas Dicky.

"Ada juga (negara) yang setelah pandemi dicabut akan langsung ke endemi karena sudah terkendali. Australia dan Eropa kemungkinan besar bisa seperti itu," tambahnya.

Yang dimaksud dengan negara sudah terkendali setidaknya harus memenuhi beberapa syarat seperti berikut:

  • Test positivity rate sudah mencapai nol persen atau nol koma sekian persen.
  • Status kematian dan infeksi sudah dalam level terkendali. Misalnya angka infeksi hanya 10 per kapita atau angka kematian hanya satu per kapita.
  • Vaksinasi sudah 85 persen

"Jika sudah terpenuhi, itu status pandemi sudah bisa dicabut."

Selain itu, Dicky juga mengatakan, ketika penyakit di suatu negara sudah dinyatakan sebagai endemi, bukan berarti itu akan berlangsung selamanya. Hal ini bisa terjadi satu tahun sekali atau dua tahun sekali, asal intervensi kesehatannya baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com