Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gading Mammoth Purba Ungkap Petualangan dan Kepunahan Mereka di Zaman Es

Kompas.com - 14/08/2021, 20:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Mammoth berbulu adalah legenda purba di zaman es terakhir yang memainkan peran ekologis penting di tundra berumput. Analisis gading mammoth purba mengungkap petualangan hewan ini sepanjang hidupnya, hingga kepunahannya.

Studi baru mengungkapkan bahwa mammoth berbulu purba bisa menempuh perjalanan yang sangat jauh.

Pencairan glasial telah mencairkan spesimen yang terawetkan dengan sangat baik dari fosil hewan purba ini. DNA dari spesimen tersebut memberikan perspektif baru tentang penyebab kepunahan mammoth berbulu purba.

Mammoth berbulu telah punah pada 4.000 tahun yang lalu, namun masih banyak misteri tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari.

Dilansir dari Science Alert, Sabtu (14/8/2021), para ilmuwan saat ini telah menganalisis isotop kimia dalam sisa-sisa salah satu makhluk tersebut, dan memetakan biografi mereka saat menjelajahi daratan di pinggir Arktik.

Daratan yang saat ini dikenal sebagai Beringia ini terdiri dari tundra Siberia, es Alaska, atau dasar laut di antara samudra yang memisahkan benua.

Dalam studi baru, saat binatang buas berjalan di daratan pada akhir zaman Pleistosen, lebih dari 17.000 tahun yang lalu, bentangnya adalah lanskap padang rumput yang sangat luas, yang menawarkan perlindungan dari iklim es terburuk di masa itu.

Baca juga: Gigi Mammoth Berusia Jutaan Tahun Ilmuwan Ungkap DNA Purba Tertua

 

Para ilmuwan mempelajari dan menganalisis sisa-sisa yang spesimen, seperti gading mammoth berbulu purba sepanjang 1,7 meter. 

Mammoth berbulu purba, berdasarkan analisis genetik, gading tersebut menunjukkan bahwa spesimen tersebut adalah mammoth jantan.

Para peneliti menduga tampaknya mammoth jantan telah menghabiskan seluruh hidupnya berpetualang melintasi tundra, melakukan perjalanan cukup jauh untuk hampir mengelilingi Bumi dua kali selama 28 tahun hidupnya.

"Dari saat mereka lahir sampai hari mereka mati, mereka punya buku harian dan itu tertulis di gading mereka," kata ahli paleontologi University of Alaska, Pat Druckenmiller.

Cerita perjalanan mammoth purba dari gading

Gading tersebut menjadi semacam buku harian, bagaimana perjalanan dan petualangan yang dilakukan mammoth purba di masa lalu.

Baca juga: Mammoth Berbulu Berusia 10.000 Tahun Ditemukan, Masih Dilapisi Kulit dan Kotoran

Ilustrasi mammoth, ilmuwan mengurutkan DNA dari gigi mammoth Amerika Utara dan menemukan DNA purba tertua. Studi genom mengungkap evolusi mammoth, mamalia raksasa Zaman Es.Beth Zaiken/Centre for Palaeogenetics via NATURE Ilustrasi mammoth, ilmuwan mengurutkan DNA dari gigi mammoth Amerika Utara dan menemukan DNA purba tertua. Studi genom mengungkap evolusi mammoth, mamalia raksasa Zaman Es.

Untuk menguraikan 'buku harian' ini, ahli paleoekologi University of Alaska, Matthew Wooller, Druckenmiller, dan rekan menggunakan 340.000 pengukuran isotop strontium yang ada di dalam gading mammoth purba dari makanan dan lingkungan.

Para peneliti menjelaskan bahwa rasio unik antara isotop strontium memberikan sidik jari lokasi yang sedikit berubah selama ribuan tahun.

Data lokasi isotop Alaska telah dipetakan dari gigi hewan pengerat yang umumnya tinggal di satu lokasi sepanjang hidup mereka.

"Tidak jelas apakah itu migrasi musiman, tapi itu mencakup beberapa masalah serius," kata Wooller.

Baca juga: Penemuan Kerangka Mammoth Kuno di Lokasi Konstruksi Bandara Meksiko

 

"Ia mengunjungi banyak bagian di Alaska di beberapa titik selama masa hidupnya, yang sangat menakjubkan ketika Anda memikirkan seberapa besar daerah itu," imbuhnya.

Mammoth tampaknya telah sering mengunjungi daerah yang berbeda selama berbagai tahap kehidupannya.

Ujung gading mammoth purba sepanjang 10 cm, menunjukkan bahwa ia telah menghabiskan tahun pertama hidupnya di lembah Sungai Yukon di pedalaman Alaska, bergerak sangat sedikit.

Kemudian sebagai remaja berusia antara 2 hingga 16 tahun (gading berikutnya berukuran 75 cm), menunjukkan bahwa mammoth muda kala itu menjelajahi daerah yang lebih luas. Setelah ini isotop menunjukkan variasi yang lebih tinggi.

Baca juga: Penemuan Langka, Fosil Mammoth Ditemukan dengan Otot Masih Menempel

Mammoth purba menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di satu wilayah kecil di Alaska utara, di mana di sana mungkin ia akan mati kelaparan.

Di wilayah tersebut, mammoth berbulu purba dengan tubuhnya yang besar dan lemah akan terbaring di Lereng Utara Alaska, dekat Lingkaran Arktik, sampai sisa-sisa tubuhnya, termasuk gading, rahang bawah dan gigi, serta pecahan tengkorak, ditemukan pada 17.000 tahun kemudian.

"Bukti kelaparan termasuk peningkatan substansial dalam nilai 15N dan penurunan nilai 13C yang sesuai," tulis para peneliti menjelaskan dalam makalah mereka.

Mammoth berbulu terakhir mengalami kehancuran genom dalam perjalanan menuju kepunahan.

Baca juga: Lewat Fosil Ini, Ahli Pahami Cara Manusia Purba Sembelih Mammoth

 

Mereka terbatas pada pulau-pulau yang relatif kecil, sehingga kemampuan mereka untuk bepergian jauh lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki yang belajar di sini.

Woller dan timnya berspekulasi bahwa jangkauan luas dari mammoth purba di daratan Beringia, mungkin telah membuat mereka rentan terhadap lebih banyak tekanan, dari iklim yang memanas hingga pemangsaan manusia, yang bersama-sama dapat menyebabkan kepunahan yang lebih cepat.

"Arktik melihat banyak perubahan sekarang, dan kita dapat menggunakan masa lalu untuk melihat bagaimana masa depan dapat terjadi untuk spesies hari ini dan di masa depan," kata Wooller.

Penelitian tentang gading mammoth berbulu purba yang mengungkap perjalanan hingga kepunahan hewan ini telah dipublikasikan di jurnal Science.

Baca juga: Manusia Purba Manfaatkan Kolam Lumpur untuk Berburu Mammoth

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com