Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Fosil Ini, Ahli Pahami Cara Manusia Purba Sembelih Mammoth

Kompas.com - 15/12/2020, 09:02 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Pulau Kotelny yang terletak di Kutub Utara merupakan salah satu wilayah dengan suhu ekstrem di dunia. Namun nyatanya lebih dari 20.000 tahun yang lalu, pulau ini merupakan rumah bagi megafauna yang sangat besar.

Hal tersebut terungkap saat permafrost yang mencair di pulau tersebut berhasil menyingkap bukti kehidupan masa lalu.

Peneliti menemukan setidaknya ada tiga kerangka mammoth di balik lapisan es tersebut.

Baca juga: Penemuan Kerangka Mammoth Kuno di Lokasi Konstruksi Bandara Meksiko

Menariknya, seperti dikutip dari Gizmodo, Senin (14/12/2020) temuan tersebut juga mengungkap bagaimana mammoth itu mati.

Saat pertama kali ditemmukan pada Mei 2019 lalu, peneliti menyebut bahwa salah satu mammoth yang dinamai Pavlov tampaknya telah diburu dan dibantai oleh para pemburu kuno saat itu.

Hal ini terlihat dari beberapa tanda-tanda pada tulang-tulang mammoth.

Namun peneliti ketika itu kurang yakin dengan dugaan sementara tersebut.

Hal ini mengingat fosil sudah melewati rentang waktu yang sangat lama sehingga proses alami yang terjadi selama ribuan tahun dapat menyebabkan perpindahan sediman atau tekanan geologi yang dapat merusak tulang, serta faktor lainnya.

Menguraikan tanda-tanda tersebut merupakan hal yang penting. Oleh karenanya, para ahli pun bekerja sama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari fosil Pavlov.

Menurut Olga Potapova, ahli paleontologi yang bekerja dalam studi ini fosil mammoth Pavlov tak seperti tulang fosil lain yang ditemukan di Siberia Timur Laut pada umumnya.

"Hampir setiap tulang mammoth Pavlov memiliki puluhan dan ratusan bekas luka dan minim indikasi jika luka itu akibat digerogoti hewan lain," katanya.

Lebih lanjut Potapova menyebut bahwa sejumlah besar luka tidak seperti goresan acak di berbagai arah, namun sejumlah besar potongan panjang dan sangat tipis berkumpul secara pararel. Tanda itu biasanya berasal dari manusia.

Potapova berpendapat bahwa bekas luka tampak disengaja dan bahwa jejak ini berada di lokasi yang sangat spesifik pada tulang dan seringkali sejajar satu sama lain. Demikian pula pada patahan tulang yang tak menunjukkan efek acak.

Baca juga: Mammoth Berbulu Berusia 10.000 Tahun Ditemukan, Masih Dilapisi Kulit dan Kotoran

Tanda di sekitar tulang tertentu juga mencerminkan kemungkinan pengelupasan dan pengangkatan area berdaging yang mungkin menarik untuk dikonsumsi manusia. Seperti misalnya di sekitar lubang hidung dan daerah tengkorak.

Potapova pun berharap temuan ini akan memperdalam persepsi orang-orang tentang Arktik selama Maksimum Glasial Terakhir, termasuk interaksi mammoth dengan manusia pada saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com