Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Berusia 15.000 Tahun Ditemukan di Dataran Tinggi Tibet

Kompas.com - 22/07/2021, 09:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para ilmuwan yang tengah mempelajari gletser di dataran tinggi Tibet, China menemukan hal yang mengejutkan. Dalam dua sampel es yang diambil, mereka menemukan virus yang berusia hampir 15.000 tahun.

Sebagian besar virus tersebut bertahan karena berada dalam kondisi beku.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal Microbiome ini pun dapat membantu para ilmuwan memahami bagaimana virus berevolusi selama berabad-abad serta mengetahui bagaimana cerminan lingkungan di masa lalu.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan juga menciptakan metode baru yang steril untuk menganalis mikroba dan virus di dalam es tanpa mencemarinya.

"Gletser ini terbentuk secara bertahap dan bersama dengan debu dan gas. Banyak virus juga tersimpan di es itu," kata Zhi-Ping Zhong, penulis utama studi dan peneliti di The Ohio State University Byrd Polar and Climate Research.

Baca juga: Perubahan Iklim Bangkitkan Virus Kuno yang Terperangkap dalam Es

 

Mengutip Phys, Rabu (21/7/2021) dalam studi penemuan virus berusia 15.000 tahun di dataran tinggi Tibet itu, peneliti menganalisis inti es yang diambil pada tahun 2015 dari lapisan es Guliya di China Barat.

Inti es yang berasal dari ketinggian 22.000 kaki di atas permukaan laut tersebut mengandung lapisan es yang menumpuk dari tahun ke tahun, menjebak apa pun yang ada di atmosfer pada saat setiap lapisan membeku.

Lapisan-lapisan itu menciptakan semacam garis waktu, yang telah digunakan para ilmuwan untuk lebih memahami tentang perubahan iklim, mikroba, virus, dan gas sepanjang sejarah.

Ketika mereka menganalisis es, mereka menemukan kode genetik untuk 33 virus.

Empat dari virus berusia 15.000 tahun dari dataran tinggi Tibet itu telah diidentifikasi oleh komunitas ilmiah. Akan tetapi, setidaknya 28 virus di antaranya baru saja teridentifikasi.

Baca juga: Evolusi Virus Corona pada Kelelawar Terlacak, Ini Penjelasan Ilmuwan

 

 

Peneliti juga menyebut jika virus-virus itu akan berkembang biak di lingkungan yang ekstrem.

"Virus ini memiliki tanda gen yang membantu mereka menginfeksi sel di lingkungan yang dingin," papar Mattew Sullivan, penulis studi lain yang juga profesor mikrobiologi di Ohio State dan direktur Center of Microbiome Science Ohio State.

Temuan ini pun dapat membantu peneliti untuk mempelajari evolusi virus di lingkungan ekstrem lainnya, seperti misalnya Mars atau bulan.

Lebih lanjut, analisis para peneliti menunjukkan bahwa virus kemungkinan berasal dari tanah atau tanaman, bukan dari hewan atau manusia.

Baca juga: Virus Corona Pernah Mewabah di Asia Timur 25.000 Tahun Lalu, Studi Baru Jelaskan

 

Studi tentang virus di gletser relatif baru. Setidaknya hanya dua studi sebelumnya yang telah mengidentifikasi virus di gletser purba.

Akan tetapi bidang sains ini menjadi penting seiring dengan perubahan iklim.

"Kami hanya tahu sedikit tentang virus dan mikroba di lingkungan ekstrem. Apa yang sebenarnya ada di sana," papar Lonnie Thompson, penulis senior studi dan peneliti di Byrd Center.

Hal ini pun membuat dokumentasi dan pemahaman mengenai virus sangat penting. Termasuk bagaimana mereka merespon perubahan iklim dan apa yang terjadi ketika Bumi menghangat seperti sekarang ini.

Baca juga: Bukan Kelelawar, Virus Corona Baru yang Terdeteksi di Malaysia dari Anjing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com