Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Varian Baru Covid-19, Kecepatan Penularan hingga Masa Inkubasi

Kompas.com - 06/07/2021, 17:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia memasuki fase kritis. Peningkatan jumlah infeksi tersebut akibat semakin banyaknya mutasi dan varian baru Covid-19.

Hingga saat ini, ada 4 varian Covid-19 yang diklasifikasikan sebagai variant of concern (Voc) atau yang perlu diwaspadai global, yakni varian Alpha, Betta, Gamma, dan Delta.

Kategori kedua adalah variant of interest (Voi) atau yang perlu mendapat perhatian global yakni varian Epsilon, Iota, Zeta, Theta, dan Kappa.

Baca juga: Ahli: Orang yang Tak Mau Divaksin Covid-19 Jadi Pemicu Munculnya Varian Baru

Fakta varian baru Covid-19

Berikut beberapa fakta mengenai varian baru Covid-19 yang perlu Anda ketahui:

1. Fatality rate (tingkat keparahan)

Sejauh ini diyakini bahwa varian baru Covid-19 telah menambah beban pasien dari segi keparahan gejala, dibandingkan dengan virus aslinya.

Varian Covid-19 Alpha merupakan yang terbanyak, 86 persen, dengan fatality rate 1,9 persen.

Kemudian ini dilanjutkan fatality rate akibat infeksi varian baru Delta yakni 12,9 persen, lalu Beta 0,4 persen dengan fatality rate 1,4 persen. 

2. Kecepatan penularan varian baru

Fatality rate varian baru Delta menetap 0,1 persen dalam 28 hari. Namun pada kasus traveller yang riwayat perjalanannya tidak terdeteksi, varian ini lebih cepat menyebar yaitu sebesar 11,3 persen dibandingkan Kappa 10,8 persen dan Alpha 8 persen. 

Penularan varian baru Covid-19 bisa terjadi melalui mulut, hidung, maupun mata.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, dr Wita Prominensa SpPK mengatakan, banyak di antara varian baru ini ternyata memiliki kemampuan transmisi atau penularan yang lebih progresif dan cepat 20 persen dibandingkan dengan virus aslinya.

"Median interval untuk transmisi atau penularan varian Delta dan Alpha adalah 4 hari," kata Wita melalui keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

 

Pelaksanaan vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun di RSUD Provinsi NTB, Jumat (2/7/2021).KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM Pelaksanaan vaksinasi covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun di RSUD Provinsi NTB, Jumat (2/7/2021).

3. Jarak aman 1,8 meter

Selama ini, jarak aman untuk menghindari infeksi Covid-19 yang dianjurkan minimal adalah 1,5 meter.

Namun, sebuah studi retrospektif mengemukakan bahwa salah satu transmisi airbone terjadi di dalam pesawat dengan jarak 7 kursi.

Berdasarkan sebuah studi ini mengindikasikan penularan mutasi virus SARS-CoV-2 dapat terjadi lebih dari jarak 1 meter.

Sehingga, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan jarak interaksi yang dapat meminimalisir transmisi adalah 1,8 meter.

"Kontak jarak dekat dalam 1 meter saat bernapas maupun proses inokulasi (pemindahan media) berisiko untuk terjadinya transmisi virus melalui mulut, hidung, maupun mata," ujar Wita.

4. Masa inkubasi

Pada awal kemunculan virus SARS-CoV-2 di akhir tahun 2019 lalu, masa inkubasi penyakit Covid-19 ini diketahui adalah 14 hari.

Masa inkubasi adalah jarak atau waktu antara eksposur (paparan virus) hingga terjadi gejala (simptom) pada tubuh.

Saat ini dengan ragamnya varian baru tersebut, rata-rata masa inkubasi Covid-19 sekitar 5-6 hari, tetapi bisa juga selama 14 hari tergantung dari faktor tubuh merespon virulensi.

Oleh karena itu, kata Wita, pemeriksaan RT-PCR sebenarnya dapat mendeteksi virus tersebut hingga 1-3 hari sebelum tubuh bergejala.

Masker dobel yang disarankan adalah masker medis untuk digunakan di dalam dan masker kain di bagian luar.SHUTTERSTOCK/YAMASAN0708 Masker dobel yang disarankan adalah masker medis untuk digunakan di dalam dan masker kain di bagian luar.

5. Jenis masker yang tepat

Pada awal kemunculannya, kita dianjurkan untuk menggunakan masker medis ataupun masker kain. Sementara masker N95 juga lebih baik tetapi cuma dianjurkan dipakai oleh petugas medis.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, dr Nafiandi SpPK menyampaikan, meningkatnya kasus infeksi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah kemungkinan besar pemakaian masker yang salah.

"Seseorang sangat riskan terpapar Covid-19 jika jenis masker yang digunakan salah, cara memakai dan membuka masker salah, sering memegang masker waktu dipakai terutama bagian depan, serta tidak menjaga jarak karena tetap berisiko terinfeksi walaupun sudah memakai masker,” ujarnya.

Baca juga: Masker Dobel Itu Bukan Pakai 2 Masker Bedah, Begini Cara Pakainya

Cara penggunaan masker yang benar untuk terhindar dari varian baru Covid-19 ini adalah masker harus menutupi hidung dan mulut, pastikan tangan bersih waktu memakai masker, jangan menyentuh masker yang digunakan, hindari menyentuh bagian depan masker ketika membuka masker dan buka masker dari belakang. 

Setelah membuka masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.

“Dianjurkan untuk menggunakan masker bedah di dalam dan masker kain di luar karena pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80 persen partikel,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com