Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Orang yang Tak Mau Divaksin Covid-19 Jadi Pemicu Munculnya Varian Baru

Kompas.com - 05/07/2021, 19:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Orang yang tidak divaksinasi bukan hanya mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri. Mereka juga berisiko bagi semua orang, jika mereka terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Itu karena satu-satunya sumber varian baru virus corona adalah tubuh orang yang terinfeksi.

Dr. William Schaffner, seorang profesor di Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center mengatakan, orang yang tidak divaksinasi adalah pabrik varian baru yang potensial.

"Semakin banyak orang yang tidak divaksinasi, semakin banyak peluang virus berkembang biak," kata Schaffner.

Baca juga: Risiko Orang yang Tak Divaksin Covid-19, Salah Satunya Long Covid

"Ketika itu terjadi, virus akan bermutasi, dan bisa menimbulkan mutasi varian virus yang bahkan lebih serius di masa depan."

Semua virus memang bermutasi, dan meskipun virus corona tidak terlalu rentan terhadap mutasi, virus corona tetap berubah dan berevolusi.

Melansir CNN, sebagian besar perubahan tidak berarti apa-apa bagi virus, dan beberapa dapat melemahkannya.

Namun terkadang, virus mengembangkan mutasi acak yang memberikan keuntungan -- misalnya, transmisibilitas yang lebih baik, atau replikasi yang lebih efisien, atau kemampuan untuk menginfeksi berbagai inang yang sangat beragam.

Virus dengan keunggulan akan mengungguli virus lain, dan pada akhirnya akan menjadi mayoritas partikel virus yang menginfeksi seseorang.

Jika orang yang terinfeksi itu menularkan virus ke orang lain, mereka akan menularkan versi mutannya.

Jika versi mutan cukup berhasil, maka selanjutnya itu akan menjadi varian baru – seperti virus corona varian delta yang mendominasi saat ini.

Tapi sebenarnya, untuk mencapai itu, harus terjadi berulang kali. Ini berarti, orang yang tidak divaksinasi memberikan kesempatan itu.

“Ketika mutasi muncul pada virus, yang membuatnya mampu bertahan adalah yang membuat virus lebih mudah menyebar di populasi,” Andrew Pekosz, ahli mikrobiologi dan imunologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.

"Setiap kali virus berubah, itu akan memberi virus platform yang berbeda untuk menambahkan lebih banyak mutasi. Seperti saat ini, kita memiliki virus yang menyebar lebih efisien."

Baca juga: Sudah Divaksin Covid-19, Bolehkah Bersalaman dengan Orang Lain?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com