Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Orang yang Tak Divaksin Covid-19, Salah Satunya Long Covid

Kompas.com - 04/07/2021, 20:55 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Setahun teleh berlalu, pandemic Covid-19 belum juga usai. Sebagian Negara lain sudah mulai merayakan ‘kebebasannya’, tapi masih banyak Negara yang masih berjuang ‘melawan’ virus corona.

Belum lama ini, The Washington Post menemukan, bahwa kasus Covid-19 meningkat di tempat-tempat di mana tingkat vaksinasi Covid-19 masih rendah.

Padahal, vaksin yang tersedia terbukti sangat efektif dalam mencegah orang mengembangkan kasus Covid-19 yang parah.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa

Hampir semua infeksi baru Covid-19 di Amerika Serikat yang mengakibatkan rawat inap terjadi pada orang-orang yang tidak divaksinasi.

Belum lagi, para ahli mengawasi penyebaran mutasi virus, seperti varian delta yang berasal dari India, yang terbukti lebih menular dan bisa menyebabkan gejala yang lebih parah.

Sementara negara-negara seperti Kanada, Israel, Inggris, dan Amerika Serikat mengatakan bahwa lebih dari setengah populasi mereka setidaknya telah mendapatkan satu dosis vaksin Covid-19, di India penduduk yang mendapatkan vaksinasi masih di bawah 20 persen.

Dr Tom Frieden, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menulis di blognya 17 Juni lalu, bahwa varian delta sekarang telah menyebar di setidaknya 62 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan bahkan Indonesia.

Beberapa minggu yang lalu, varian delta menyumbang 2 persen dari kasus di Amerika Serikat, tetapi sekarang mencapai 6 persen dan akan terus berkembang pesat, terutama di wilayah negara dan kelompok demografis yang memiliki tingkat vaksinasi yang lebih rendah.

“Kabar baiknya adalah bahwa orang yang divaksinasi sepenuhnya, kemungkinan besar terlindungi dengan baik terhadap varian yang diidentifikasi sejauh ini, termasuk varian delta – terutama untuk mencegah gejala parah,” tulis Frieden.

Baca juga: Siapa yang Paling Berisiko Terinfeksi Virus Corona Varian Delta?

Vaksin Covid-19 menurunkan risiko long covid hingga kematian

Penyebaran varian delta dan varian lainnya membuat para ahli khawatir, bahwa orang yang tidak divaksinasi dapat menularkan versi virus yang lebih kuat dan berbahaya dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun pasokan vaksin Covid-19 telah melampaui permintaan di Amerika Serikat, beberapa faktor tertentu terus meningkatkan kemungkinan orang yang tidak divaksinasi tertular virus corona dan mengembangkan kasus Covid-19 yang parah.

“Ini termasuk kelompok yang kurang beruntung dan orang-orang di kelas sosial ekonomi rendah, yang cenderung terinfeksi Covid-19 lebih sering daripada orang kulit putih atau orang Asia yang kaya,” kata Cutler.

“Ini bisa karena pekerjaan yang mereka pegang, kondisi kehidupan mereka, atau faktor penentu kesehatan sosial lainnya, atau juga mungkin ketidakadilan perawatan kesehatan,” imbuhnya.

Selain angka kasus infeksi yang tinggi, beberapa negara bagian yang cakupan vaksinasinya masih rendah, bahkan masih memiliki angka kematian yang relatif tinggi.

Sebut saja Michigan, Pennsylvania, New Jersey, Maine, Florida dan Illinois, semuanya memiliki angka kematian akibat Covid-19 sekitar 50% lebih tinggi daripada angka rata-rata nasional.

Baca juga: Efek Terinfeksi Covid-19 Tak Sebanding dengan Efek Vaksinasi, Ahli Imbau Jangan Tunda Vaksin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com