Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - Diperbarui 16/12/2022, 15:46 WIB

KOMPAS.com - Virus SARS-Cov-2 penyebab pandemi Covid-19 dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan bahkan bayi.

Bahkan, angka kematian akibat Covid-19 pada anak di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, berdasarkan data covid19.go.id, kasus positif Covid-19 pada anak Indonesia umur 0-18 tahun mencapai 12,6 persen. Ini artinya, 1 dari 8 orang yang tertular Covid-19 adalah anak.

Baca juga: Kasus Covid-19 pada Anak Indonesia Naik Drastis, Ini 5 Faktor Penyebabnya

Kasus positif Covid-19 anak umur 1-5 tahun tercatat sebanyak 2,9 persen. Sedangkan, anak usia sekolah remaja umur 6-18 tahun adalah sebesar 97 persen.

Angka kematian pada anak umur 1-5 tahun adalah 0,6 persen. Demikian pula angka kematian akibat infeksi Covid-19 pada anak usia 6-18 tahun juga sebanyak 0,6 persen.

Banyak bayi terinfeksi dari klaster keluarga

Dokter spesialis anak RS Pondok Indah, Pondok Indah, dr. Yovita Ananta, Sp.A, MHSM, IBCLC mengatakan, bahwa transmisi virus corona pada anak, terutama pada bayi umumnya terjadi dari klaster keluarga.

“Kalau bayi biasanya di bawah satu tahun tertular dari Ibunya, karena kan kalau menyusui dilakukan dalam jarak sangat dekat,” jelas dr. Yovita.

Terkait hal ini, dr. Yovita menekankan, penularan bukan melalui ASI, melainkan melalui droplet ibu. Justru, di dalam ASI mengandung antibodi.

“Jadi, di dalam ASI tidak ada virus corona penyebab Covid-19, tapi ada antibodi Covid-19,” ujarnya.

Bila ibu positif Covid-19, dr. Yovita menyarankan, agar bayi bisa diasuh anggota keluarga lain yang negatif dan minum ASI yang telah diperah.

Namun jika tidak memungkinkan, ibu harus menerapkan protokol kesehatan ketat saat proses menyusui, mulai dari mencuci tangan, memakai masker dobel, dan tidak bicara dengan bayinya, untuk meminimalkan penyebaran virus corona melalui droplet.

Baca juga: 10 Varian Covid-19 Beserta Gejalanya, dari Alpha hingga Omicron

Hal yang perlu diperhatikan saat bayi terinfeksi Covid-19

Lalu, bagaimana jika bayi terlanjur tertular dan terinfeksi Covid-19?

Dr. Yovita mengungkap ada beberapa hal yang harus diperhatikan orangtua saat merawat bayi positif Covid-19, berikut di antaranya:

1. Gejala

Pada dasarnya, gejala Covid-19 pada bayi hampir sama dengan gejala pada orang dewasa, seperti demam, batuk, pilek.

Selain itu, pada varian baru, juga banyak ditemukan gejala terkait pencernaan, seperti mual muntah, diare, hingga tidak nafsu makan.

“Pada bayi memang agak sulit, karena belum bisa menyampaikan keluhan. Tapi, bisa diperhatikan, apakah bayi lebih rewel, cenderung lemas, atau menyusunya tampak berkurang karena mungkin indera perasanya terganggu,” ujar dr. Yovita.

Kalau muncul gejala seperti ini harus waspada, apalagi kalau sebelumnya ada kontak atau setelah berpergian.

“Selama pandemi sangat jarang anak-anak yang datang karena batuk pilek biasa. Jadi, jika ada gejala seperti ini yang pertama dicurigai ya Covid,” katanya.

Baca juga: IDAI: Anak Terinfeksi Covid-19 Bergejala Ringan, Rawat Saja di Rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Hewan Apa yang Memiliki Gigitan Terkuat?

Hewan Apa yang Memiliki Gigitan Terkuat?

Oh Begitu
Apa Saja Buah yang Mengandung Banyak Air?

Apa Saja Buah yang Mengandung Banyak Air?

Oh Begitu
Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?

Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?

Fenomena
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa?

Kita
Apa Saja Makanan yang Baik Dimakan Saat Sahur?

Apa Saja Makanan yang Baik Dimakan Saat Sahur?

Kita
Apa Saja Gejala Ginjal yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Ginjal yang Tidak Sehat?

Kita
Fenomena Langit Okultasi Venus dan Bulan Sangat Dekat Malam Ini

Fenomena Langit Okultasi Venus dan Bulan Sangat Dekat Malam Ini

Fenomena
Apa Itu Fenomena New Moon?

Apa Itu Fenomena New Moon?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+