“Sebelum ada corona, kami selalu dalam perjalanan ke berbagai tempat lebih dari 200 hari setahun.“
Hal itu tentu sangat meletihkan jiwa, selain tuntutan meraih prestasi.
2017 akhirnya ia mengambil cuti singkat karena masalah pribadi. Hampir setiap hari ia merasa stres.
"Saya tidak bisa tidur lagi. 24 jam saya hanya memikirkan permainan itu,” kata dia.
Setelah ambil cuti sejenak, dia sembuh dan kembali berlaga.
Tapi Mei 2020, Olofmeister mengejutkan semua penggemarnya lewat sebuah tweet. Ia mengungkap akan berhenti sebagai pemain profesional. Alasannya: keletihan, beban mental dan hilangnya motivasi.
"Berat rasanya, jika melihat sebuah tim yang berlaga delapan jam sehari, dan lebih jago daripada kita,“kata Olofmister.
Oleh sebab itu, orang jadi ingin bermain sembilan jam per hari untuk mengalahkan lawan.
Dia menjelaskan, jadi orang akan berlatih dua belas jam, tambah lima jam latihan terpisah, dan itu setiap hari.
“Itu tidak mungkin baik bagi kesehatan," pungkas Olofmeister.
Pandemi Covid-19 membuat tekanan untuk berlatih sepanjang waktu semakin tinggi. Akibatnya, beberapa pemain sudah mengumumkan istirahat dari berkarir. Alasannya: burnout dan stres.
Pakar kesehatan dalam industri game sudah lama khawatir akan dampak latihan yang terlalu banyak, juga kurang tidur dan konsumsi suplemen nutrisi yang tidak dikontrol.
"Burnout sudah menyebar luas,” begitu ungkap dokter para pemain game profesional, Lindsey Migliore.