Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Covi-19 di Indonesia Terus Melonjak, Prof Zubairi Djoerban Sarankan Lockdown 2 Minggu

Kompas.com - 23/06/2021, 17:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menegaskan, sudah saatnya pihak berwenang mengambil kebijakan untuk lockdown.

"Saran saya. Lebih bijaksana bagi Indonesia untuk terapkan lockdown selama dua minggu," kata Prof Zubairi yang akrab disapa Profesor Beri dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, Senin (21/6/2021).

Lockdown itu menurutnya, dimaksudkan untuk memperlambat penyebaran, meratakan kurva, menyelamatkan fasilitas kesehatan, dan yang pamungkas adalah menahan situasi pandemi jadi ekstrem - yang akan membahayakan lebih banyak nyawa lagi.

Baca juga: IDAI: Kematian Anak Akibat Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia

Seperti diketahui, angka kasus konfirmasi positif di Indonesia semakin bertambah dari hari ke hari, dan saat ini kondisinya menurut para ahli sudah cukup mengkhawatirkan.

Satgas Covid-19 mencatat, hingga pukul 12.00 WIB, Selasa (22/6/2021) kasus Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 13.668 orang dalam 24 jam.

Dengan begitu, total kasus corona di tanah air sudah mencapai 2,018 juta orang, dengan kasus aktif yang terus bertambah.

Jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan kemarin bertambah 4.958 kasus, dengan total mencapai 152.686 orang pasien butuh perawatan intensif.

Sedangkan, kasus kematian akibat terinfeksi Covid-19 juga bertambah 335 orang dalam sehari, hingga totalnya menjadi 52.291 kasus.

Sementara, jumlah pasien sembuh juga terus bertambah sebanyak 8.375 orang, sehingga totalnya adalah 1.810 juta orang.

Sayangnya, Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 ini, bahkan bisa menginfeksi dua kali atau lebih kepada seseorang yang pernah terinfeksi sebelumnya.

Hal ini dikarenakan, mulai beragamnya varian baru akibat mutasi virus yang terjadi, masih maraknya mobilitas, dan tidak semua masyarakat patuh serta disiplin menjalankan protokol kesehatan, di samping itu, antibodi yang terbentuk dari infeksi pertama belum mampu menjadi tameng untuk infeksi berikutnya pada individu tertentu.

Oleh karena itu, banyak para ahli yang menyatakan, bahwa saat ini situasi pandemi Covid-19 sudah mengkhawatirkan, dan jangan sampai kita lengah yang dapat berakibat buruk seperti tsunami Covid-19 yang terjadi di negara India.

"Saya kembali ulangi saran saya, lockdown," tegasnya.

Baca juga: Epidemiolog Tegaskan Indonesia Butuh PSBB Ketat, Bukan PPKM Mikro

Ilustrasi virus corona, Covid-19.Freepik Ilustrasi virus corona, Covid-19.

Dalam pelaksanaannya, semua liburan dan perjalanan tidak penting harus dihentikan sejenak. Termasuk ddengan mempertimbangkan dimulainya sekolah tatap muka.

"Jangan dulu. Lakukan lockdown sebelum telat. Situasi bisa berubah jadi mengerikan," ujarnya.

Menurutnya, meski tidak populer di Indonesia, kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara.

"Sebut saja di India, yang dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu. Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak diperaktikkan," kata dia.

Baca juga: Pemuda Kuningan Tantang Pegang Mayat, Kenapa Masih Ada yang Tak Percaya Covid-19?

Sementara itu, pemerintah baik di daerah maupun pusat saat ini masih mengupayakan mengendalikan pandemi Covid-19 dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, maka Prof Zubairi merasa Indonesia membutuhkan istilah baru sebagai ganti PPKM Mikro.

"Saya merekomendasikan kata lockdown saja, agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius, meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM," kata Prof Beri.

Mengenai kebijakan pelaksanaan PPKM tersebut, Prof Beri tegas mengutarakan bahwa PPKM Mikro belum cukup untuk menekan laju penularan atau transmisi yang terjadi di tanah air saat ini.

"Ya lihat saja kondisi sekarang bagaimana. Kebijakan lockdown akan mengesankan bahwa situasi saat ini benar-benar darurat, sehingga masyarakat juga sadar akan hal itu."

"Tidak usah lama-lama dan memang butuh kesabaran serta kesadaran dari semua pihak," jelasnya.

Lantas apakah menerapkan lockdown menjamin Indonesia bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dengan lebih baik?

Perihal perkara itu, Prof Beri meyakinkan, bahwa lockdown bisa menjamin pengendalian pandemi Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia saat ini.

Namun, tentunya pelaksanaan lockdwon juga harus dilakukan dengan benar dan dilaksanakan oleh semua kalangan masyarakat.

"Asal dilakukan dengan benar ya (lockdown) akan efektif. Namun saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan. Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan," ungkapnya.

Baca juga: Kondisi Pandemi Covid-19 di Indonesia Mengkhawatirkan, Ini 5 Rekomendasi Organisasi Profesi Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com