Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amat Jarang, Siapa yang Berisiko Alami Pembekuan Darah Usai Vaksin AstraZeneca?

Kompas.com - 21/06/2021, 16:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - European Medicines Agency (Badan Pengawas Obat Eropa atau EMA) menilai, kalaupun vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat menyebabkan reaksi pembekuan darah, manfaatnya masih lebih besar daripada risikonya. Sehingga vaksin ini tetap boleh diberikan dan tetap dianggap aman.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM & Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt mengatakan, dari hasil evaluasi European Medicines Agency (EMA), sejauh ini memang dijumpai ada hubungan kuat antara kejadian pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Tetapi kejadiannya sangat jarang," kata Prof Zullies dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/6/2021).

Menurut Prof Zullies, mekanisme penyebab pembekuan darah akibat dosis vaksin AstraZeneca ini pastinya masih dipelajari.

Baca juga: Apa yang Dimaksud Vaksin Aman, padahal Tetap Ada Efek Sampingnya?

Akan tetapi, seorang peneliti Jerman, Greinacher, menduga bahwa reaksi pembekuan darah yang jarang ini berkaitan dengan platform vaksinnya, yaitu viral vector menggunakan adenovirus.

"Memang belum bisa dipastikan, tetapi penelitian sebelumnya menggunakan platform adenovirus ternyata menghasilkan reaksi yang sama, yaitu aktivasi platelet yang menyebabkan pembekuan darah," jelasnya.

Lantas, siapa saja yang berisiko mengalami pembekuan darah setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca ini?

Risiko mengalami efek pembekuan darah

Menjawab persoalan itu, Port Zullies menjelaskan, ada hal yang menarik daripada kasus pembekuan darah yang terjadi pada penggunaan vaksin ini di Eropa.

Sampai tanggal 5 Mei 2021, di Eropa telah ada laporan kejadian pembekuan darah akibat vaksin ini sebanyak 262 kasus, dengan 51 diantaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin.

Diketahui ternyata, sebagian besar terjadi pada usia muda (di bawah 40 tahun), bahkan di bawah 30 tahunan, dan kebanyakan adalah wanita.

Oleh karena itu, di Inggris, badan otoritas setempat merekomendasikan bagi mereka yang berusia di bawah 40 tahun untuk menggunakan vaksin selain AstraZeneca.

Namun demikian, jika sudah menggunakan vaksin AstraZeneca pada suntikan pertama dan tidak mengalami masalah apapun, disarankan untuk meneruskan suntikan kedua dengan vaksin AstraZeneca lagi.

Sementara itu, kata Prof Zullies, sampai saat ini pula belum ada bukti bahwa orang-orang dengan riwayat pembekuan darah sebelumnya bisa kembali mengalami pembekuan darah setelah mendapatkan suntikan dosis vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca ini.

Baca juga: Ketua Satgas IDI Larang Vaksin AstraZeneca untuk Usia 30 Tahun Ke Bawah, Ini Risetnya

"Sebenarnya belum ada bukti bahwa orang-orang dengan Riwayat pembekuan darah (deep vein thrombosis, stroke, jantung iskemi) berisiko mengalami pembekuan darah akibat vaksin," ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, yang lebih berisiko justru mereka yang pernah mengalami heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT type 2), namun kejadian ini pun sangat jarang.

"Namun demikian, untuk kehati-hatian, ada baiknya mereka yang punya riwayat pembekuan darah tidak menggunakan vaksin jenis ini," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com