Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Nama Baru Varian Virus Corona, dari Alpha, Delta hingga Gamma

Kompas.com - 09/06/2021, 20:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi memberikan nama baru untuk varian virus corona. Saat ini, diketahui ada 10 varian virus yang resmi menyandang nama yang diambil dari alfabet Yunani, dari Alpha, Beta, Delta hingga Gamma.

WHO mengungkapkan bahwa penggunaan nama baru untuk varian baru virus corona ini dilakukan untuk menghindari stigmatisasi terhadap negara di mana varian-varian virus corona ini kali pertama terdeteksi atau dilaporkan.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk deteksi dan laporan varian," tulis Van Kerkhove dalam unggahannya di Twitter, dilansir dari CNN, Senin (31/5/2021).

Panel pakar WHO telah sepakat merekomendasikan penggunaan alfabet Yunani untuk menamai varian-varian baru virus SARS-CoV-2 dan penggunaan nama baru berdasarkan alfabet Yunani ini akan lebih memudahkan untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah.

Kendati demikian, WHO mengatakan bahwa label atau nama baru virus corona ini tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada untuk varian virus corona.

Baca juga: WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

 

"Nama ilmiah akan terus digunakan dalam penelitian," kata Van Kerkhove.

Berikut 10 varian virus corona dengan nama baru yang diambil dari alfabet Yunani.

1. Varian Alpha

Nama baru ini disematkan pada varian virus corona yang terdeteksi pertama kali di Inggris.

Ditemukan di Kent pada Desember 2020, nama ilmiah dari varian virus corona tersebut adalah B.1.1.7, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (8/6/2021).

Studi awal mengungkapkan bahwa varian Covid-19 baru di Inggris tersebut lebih menular, sehingga memicu peningkatan kasus Covid-19 dan rawat inap.

2. Varian Beta

Varian baru virus corona dari Afrika Selatan adalah salah satu varian SARS-CoV-2 yang paling mengkhawatirkan, menurut WHO. Sebab, varian virus corona yang dilabeli B.1.351 tersebut berpotensi memengaruhi kemanjuran vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

WHO resmi memberikan nama baru untuk varian sebagai varian Beta, merupakan varian yang terdeteksi kali pertama di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan pada Oktober 2020 lalu.

Varian ini juga memiliki kemampuan penularan yang lebih cepat, serta berpotensi mengakibatkan kematian.

Baca juga: B.1.1.7 Sampai N493K, Kenapa Nama Varian Virus Corona Aneh dan Rumit?

Ilustrasi varian B.1.617 yang pertama kali terdeteksi di India. Hingga 20 Mei 2021, Kemenkes mencatat ada 10 kasus Covid-19 dengan varian B.1.617 di Indonesia.SHUTTERSTOCK/Fabio Berti Ilustrasi varian B.1.617 yang pertama kali terdeteksi di India. Hingga 20 Mei 2021, Kemenkes mencatat ada 10 kasus Covid-19 dengan varian B.1.617 di Indonesia.

3. Varian Gamma

Varian Gamma merujuk pada varian virus corona dari Brasil yang sebelumnya disebut sebagai varian P.1.

Mutasi virus SARS-CoV-2 di Brasil ini memicu lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut. Varian Gamma juga diduga membawa mutasi E484K.

4. Varian Delta

Lonjakan kasus Covid-19 di India telah menyebabkan angka kematian yang luar biasa di negara ini.

Tak hanya membuat lumpuh rumah sakit, bahkan krematorium di hampir seluruh negara bagian di India, kewalahan melayani pengurusan jenazah pasien Covid-19.

Varian B.1.617.2 disebut memiliki mutasi ganda virus corona dan diduga sebagai pemicu lonjakan Covid-19 di negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar jiwa itu. WHO kemudian menyematkan nama baru untuk varian virus corona India ini sebagai varian Delta.

Baca juga: 3 Varian Virus Corona yang Masuk ke Indonesia, Kenali Gejala hingga Bahayanya

 

Varian ini mengandung mutasi ganda E484Q dan L452R, yang mana mutasi E484Q disebut mirip dengan E484K, mutasi yang ditemukan pada varian Beta, dari Afrika Selatan dan pada varian Gamma.

Sedangkan mutasi L452R juga terdeteksi dalam varian virus yang ditemukan di California, B.1.429.

5. Varian Epsilon

Varian Epsilon merujuk pada varian baru virus corona yang ditemukan di California, Amerika Serikat, B.1.427/ B.1.429.

Melansir CNBC, varian virus SARS-CoV-2 ini telah memicu lonjakan dengan menyumbang 52 persen kasus Covid-19 di negara tersebut, 41 persen kasus Covid-19 di Nevada dan menyumbang 25 persen kasus Covid-19 di Arizona.

CDC juga telah memasukkan varian Epsilon ini sebagai varian mengkhawatirkan, yang artinya varian virus corona ini mengarah pada peningkatan penularan Covid-19 dan penyakit yang lebih parah.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Begini Cara Menghindarinya

Ilustrasi mutasi virus corona E484K. Varian ini diketahui merupakan hasil mutasi dari varian B.1.1.7.SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA Ilustrasi mutasi virus corona E484K. Varian ini diketahui merupakan hasil mutasi dari varian B.1.1.7.

6. Varian Zeta

Sama seperti P.1 atau varian Gamma, varian P.2 yang kemudian menyandang nama baru sebagai varian Zeta juga ditemukan di Brasil. Varian ini juga dilaporkan terdeteksi di Inggris dan telah menyebar di Rio de Janeiro.

Kendati mengandung mutasi E484K, namun varian Zeta ini dianggap tidak cukup untuk ditetapkan sebagai varian virus corona yang mengkhawatirkan.

7. Varian Eta

Varian Eta adalah varian B.1.525 yang baru-baru ini teridentifikasi di Inggris.

Saat ini, para ilmuwan masih mengawasi varian baru virus corona ini. Sebab, varian tersebut diketahui memiliki beberapa mutasi pada gen protein spike virus corona.

8. Varian Theta

Varian P.3 yang ditemukan di Filipina atau varian Theta terdeteksi pertama kali pada 13 Maret 2021.

Kendati belum ada cukup bukti ilmiah tentang karakter varian ini, namun, varian corona tersebut disinyalir lebih menular dibandingkan versi asli SARS-CoV-2.

Baca juga: Varian Delta di India Picu Gejala Baru, Gangguan Pendengaran hingga Penggumpalan Darah

 

9. Varian Iota

Pada November 2020 lalu, varian B.1.526 ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York, Amerika Serikat.

Varian yang kemudian disebut Iota ini, belum diketahui apakah memiliki sifat lebih menular dibandingkan virus aslinya atau tidak.

10. Varian Kappa

Varian B.1.617.1 adalah varian kedua yang ditemukan di India yang juga mengandung mutasi ganda. Di antara lebih dari 2,7 juta kasus Covid-19 di India, sub-garis keturunan B.1.617.1 dan B.1.617.2 ini ditemukan pada 21 persen dan 7 persen dari semua sampel.

Kedua varian tersebut terbukti resisten terhadap antibodi Bamlanivimab yang digunakan untuk pengobatan Covid-19.

Bahkan, varian Kappa, B.1.617.1, menunjukkan berkurangnya kerentanan terhadap antibodi netralisasi yang dihasilkan oleh vaksin.

Baca juga: Varian Virus Corona Brasil Disebut Ilmuwan Lebih Mudah Menular

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com