Kendati demikian, dr Pungky mengatakan bahwa kanker ovarium adalah jenis penyakit yang paling tidak spesifik. Sebab, pada stadium awal, keluhannya yang biasa dialami seperti perut kembung.
"Tetapi perut kembung juga bisa karena keluhan lambung, atau orang stres," kata dr Pungky.
Gejala lain yang biasa dikeluhkan sering merasa penuh saat makan, nyeri panggul kronis, yang biasanya gejala ini sudah dialami pasien kanker ovarium stadium lanjut.
Dr Pungky menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko kanker ovarium.
Seperti angka paritas yang rendah, gaya hidup buruk, endometriosis, riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara yang mana kondisi ini akan meningkatkan risiko lebih dari 2 kali lipat.
Baca juga: Kanker Serviks Kini Bisa Menyerang Kaum Milenial
Selain itu, mutasi genetik yang kemungkinan 11-40 persen terjadi pada usia lebih dini, serta 2-15 persen kanker ovarium biasanya memiliki faktor keturunan.
Kendati demikian, faktor risiko tinggi juga didasarkan pada pertambahan usia. Dr Punky membagi dalam dua kelompok usia, yakni pre-menopause dan pasca-menopause.
Pada kelompok pre-menopause, biasanya disebabkan karena gangguan hormonal dan sering konservatif. Artinya, kadang kista yang ditemukan hanya berukuran sekitar 2 cm, 3 cm, atau hanya endometriosis.
"Terapinya juga biasanya tidak selalu operasi," katanya.
Sedangkan pada kelompok pasca-menopause, di atas usia 50 tahun, kalau ada tumor, maka lebih dari 50 persen berisiko kanker.
Baca juga: Kanker Payudara Dapat Dideteksi dengan Mamografi, Apa Itu?