KOMPAS.com - Jika Anda pernah merasa tidak bisa menghirup udara yang cukup ke dalam paru-paru Anda atau napas Anda menjadi pendek, kondisi ini disebut dyspnea. Kondisi ini bisa jadi sebagai gejala yang berkaitan dengan penyakit jantung atau paru. Namun bisa juga disebabkan karena olahraga yang berlebihan.
Dyspnea akan terasa seperti Anda tidak bisa bernapas, tidak bisa menarik napas dalam, dan merasa nyeri atau kencang pada dada. Dyspnea bisa terjadi akut maupun kronis. Kondisi akut biasanya terjadi dalam hitungan jam hingga hari. Sedangkan dyspnea kronis terjadi berulang selama lebih dari 4-8 minggu.
Dilansir dari NCBI (11/2/2021), ada beberapa penyebab dyspnea yang perlu Anda ketahui.
Olahraga yang terlalu banyak dari yang biasa Anda lakukan biasanya menjadi pemicu dyspnea jangka pendek.
Semakin tinggi suatu dataran dari permukaan air laut, maka udara akan semakin menipis dan sulit bernapas. Konsultasikan kondisi kesehatan Anda ke dokter sebelum Anda mendaki gunung.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sesak Napas dengan Pengobatan Rumahan
Stress bisa memicu tubuh memberi reaksi, salah satunya adalah dyspnea.
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah Anda sangat rendah. Ini bisa menyebabkan napas pendek.
Pada kasus yang parah, reaksi alergi bisa menyerang saluran pernafasan Saluran pernafasan akan membengkak sehingga udara yang dihirup tidak bisa lewat. Kondisi ini sangat berbahaya dan bisa membahayakan jiwa.
Dilansir dari Health Line (6/5/2021), jika Anda memiliki beberapa penyakit berikut, Anda mungkin mengalami dyspnea yang parah dan penyakit berikut harus segera ditangani.
Penyakit tersebut meliputi penyakit jantung, tekanan darah rendah, pneumonia, emboli paru (gumpalan darah di dalam paru), keracunan karbon monoksida, obesitas kuku atau ujung jari tiba-tiba menjadi biru, dan trauma di area dada.
Jika napas pendek yang menyerang bertambah parah saat Anda berbaring, segera ke unit gawat darurat. Ini merupakan gejala gagal jantung.
Jika Anda memiliki riwayat asma, Anda juga harus berkonsultasi ke dokter. Asma bisa menjadi masalah jika Anda tidak siap jika asma menyerang tiba-tiba. Tanyakan ke dokter bagaimana untuk bertindak ketika asma menyerang dan bagaimana mencegahnya.
Baca juga: Sesak Napas Saat Berjalan? 8 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Merawat dyspnea akan bergantung dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah obesitas dan tubuh yang tidak bugar, maka Anda perlu rutin berolahraga dan makan makanan yang lebih sehat. Untuk menurunkan berat badan, konsultasikan dengan ahli gizi tentang rencana diet yang aman untuk Anda.
Jika penyebabnya adalah penyakit paru, Anda akan memerlukan bantuan dokter spesialis paru. Anda mungkin akan memerlukan membawa tabung oksigen portabel dan perlu melakukan rehabilitasi paru Anda.
Jika penyebabnya adalah penyakit jantung, dokter spesialis jantung akan memberi tahu langkah yang perlu dilakukan untuk menyembuhkan penyakit jantung Anda.
Mencegah dyspnea berarti menghindari sebanyak mungkin hal-hal yang memicu dyspnea. Hal-hal yang perlu Anda hindari antara lain merokok. Tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Sekarang sudah banyak cara yang efektif untuk berhenti merokok.
Selain itu, pastikan Anda terhindar dari polusi udara dan paparan gas kimia berbahaya. Jika Anda bekerja ditempat yang terpapar gas berbahaya dan polutan, Anda bisa mengenakan masker untuk menyaring udara yang Anda hirup.
Pada akhirnya, dyspnea hanyalah manifestasi gejala dari penyakit paru, penyakit jantung, neuromuskular, psikologis, penyakit sistemik lainnya, atau kombinasi beberapa penyakit ini. Anda mungkin menderita salah satu penyakit ini. Anda perlu menemui dokter untuk memastikan kondisi Anda. Dengan begitu Anda akan mengetahu penyebab napas pendek dan bisa menanganinya lebih cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.