Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamasutra Satwa: Ngengat Andalkan Penciuman untuk Menemukan Pasangan

Kompas.com - 06/05/2021, 19:45 WIB
Dea Syifa Ananda,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Sciencing

KOMPAS.com - Ngengat adalah serangga yang termasuk ke dalam Ordo Lepidoptera sama seperti kupu-kupu.

Yang membedakan ngengat dan kupu-kupu sebenarnya lebih dari sekadar taksonomi. Kadang nama Rhopalocera (kupu-kupu) dan Heterocera (ngengat) digunakan untuk memformalisasikan perbedaan mereka.

Hal ini sama dengan kebiasaan kawin mereka. Kebiasaan ngengat dan kupu-kupu kawin umumnya serupa, meskipun ada juga yang kawin dengan cara yang berbeda.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Tupai Kawin Tak Hanya dengan Satu Pasangan

Pada kebanyakan spesies ngengat, jantan mencari betina untuk kawin dengannya sampai kemudian bertelur. Namun, pada beberapa spesies, reproduksi dapat dilakukan tanpa proses kawin.

Lalu bagaimana ngengat kawin dan berkembang biak?

Kupu-kupu dan ngengat melepaskan feromon untuk menarik satu sama lain untuk kawin. Beberapa ngengat dan kupu-kupu jantan memiliki sisik khusus pada sayapnya.

Sisik itulah yang akan menghasilkan feromon untuk menarik betina dari spesies yang sama. 

Beberapa ngengat betina juga memiliki kelenjar di tubuhnya yang melepaskan feromon untuk menarik jantan.

Dilansir Sciencing, Selasa (25/4/2017) feromon penting bagi spesies ngengat yang aktif di malam hari dan memiliki warna sayap yang sama, karena mereka hanya mengandalkan penciuman untuk menemukan calon pasangan.

Ngengat jantan dapat menggunakan antenanya untuk menemukan betina yang jaraknya bisa mencapai empat mil. Jantan kemudian langsung terbang ke sumber aroma.

Pada kebanyakan spesies ngengat, setelah jantan menemukan calon pasangan dia akan mengejar betina sampai betina jatuh ke tanah.

Jantan kemudian mengepakkan sayapnya, menggerakkan antena, dan juga akan melepaskan feromon dari rambut di dada, kaki, perut atau sayapnya.

Ngengat jantan kemudian menunggangi betina untuk kawin. Proses perkawinan seringkali sangat singkat.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Lalat Habiskan Waktu 2 Jam untuk Kawin

 

Meskipun sebagian besar ngengat dan kupu-kupu harus kawin untuk menghasilkan keturunan.

Beberapa jenis lain seperti ngengat cacing kantong Eropa menggunakan proses parthenogenesis untuk bereproduksi. Pada parthenogenesis, ulat menetas dari telur yang tidak dibuahi.

Setelah kawin, ngengat betina bertelur secara berkelompok atau tunggal. Mereka biasaya meletakkan telurnya di dalam jaringan tanaman, menempelkannya ke benda atau menjatuhkan telur dari udara saat mereka terbang.

Di daerah yang lebih dingin, telur tidak akan menetas sampai musim panas atau musim semi.

Larva ngengat melepaskan rangka luarnya lima atau enam kali sebelum mencapai tahap kepompong dalam siklus hidupnya.

Waktu yang dibutuhkan ngengat untuk beranjak dari telur menjadi dewasa dapat berkisar antara 15 hari hingga dua tahun, tergantung pada spesies ngengat, suhu, dan makanan.

Baca juga: Kamasutra Satwa: Merak Jantan Pamer Keindahan Ekornya untuk Ajak Betina Kawin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com