Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gigi Bungsu Tumbuh Miring, Perlukah Dicabut

Kompas.com - 06/05/2021, 13:48 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comGigi bungsu adalah nama lain dari gigi geraham ketiga. Gigi bungsu tumbuh miring biasanya karena ia tumbuh terakhir pada akhir masa remaja hingga usia 20an. Pada fase ini rahang sudah berhenti tumbuh dan tidak bisa memberikan ruang lebih bagi gigi bungsu.

Gigi bungsu tumbuh miring ini dikenal juga dengan istilah gigi impaksi. Gigi impaksi ini sangat biasa terjadi. Namun, terdapat beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi impaksi. Faktor resiko tersebut adalah genetik dan kekurangan perawatan ortodonti.

Gejala gigi tumbuh miring

Biasanya gigi impaksi tidak menimbulkan gejala yang berarti sampai terjadinya radang pada gusi yang menutupi gigi bungsu tumbuh miring tersebut. Kondisi ini disebut operculitis. Kondisi gusi yang meradang ini akan membuat gusi tersebut bengkak dan kemerahan. Gusi di area tersebut akan terasa sakit dan tidak nyaman.

Baca juga: Cabut Gigi Bungsu, Berapa Lama Sampai Sakitnya Hilang dan Sembuh?

Pada kasus tertentu, kondisi ini bisa berlanjut menjadi infeksi yang menyebabkan pasien sukar membuka mulut, pipi terlihat bengkak sebelah, sering merasakan nyeri pada rahang dan sakit kepala, dan bau nafas tidak sedap.

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah kista jaringat lunak dbawah jaringan gusi yang radang, gigi berlubang, atau gigi sebelahnya bergeser menjadi tidak beraturan.

Jika gigi bungsu berlubang, jarang ada dokter gigi yang merekomendasikan gigi bungsu untuk ditambal. Gigi paling bungsu akan sulit untuk ditambal. Namun, jika dicabut pun tidak akan mengurangi fungsi pengunyahan, karena fungsi pengunyaha sudah dicapai oleh gigi di depannya.

Dilansir dari British Association of Oral & Maxillofacial Surgeons, gigi yang tumbuh miring jika tidak segera dicabut akan mendorong dan menyebabkan abrasi pada gigi di depannya. Gigi di depannya bisa sampai berlubang besar.

Perawatan gigi tumbuh miring

Sebelum melakukan perawatan, Anda akan diminta untuk melakukan radiografi panoramik untuk menangkap posisi gigi bungsu tumbuh miring dan jaringan di sekitarnya. Foto radiografi atau rontgen ini penting untuk menentukan rencana perawatan yang akan dilakukan.

Beberapa pertimbangan yang bisa di dapat melalui rontgen panoramik adalah mengetahui jumlah gigi impaksi. Apakah gigi bungsu di tiap sisis rahang mengalami impaksi atau hanya sebagian. Biasanya jika semua gigi bungsu tumbuh miring, akan disarankan untuk operasi pengangkatan gigi impaksi dengan anastesi umum di ruang operasi.

Namun, jika hanya sebagian atau satu gigi dan tanpa kemungkinan komplikasi, maka akan disarankan untuk melakukan operasi minor dengan anestesi lokal dan bisa dilakukan di ruang praktek dokter gigi spesialis bedah mulut.

Sambil menunggu jadwal operasi, baik operasi besar maupun operasi kecil, biasanya dokter gigi spesialis bedah mulut akan meresepkan obat antiinflamasi dan menyembuhkan infeksi yang mungkin terjadi.

Dilansir dari Medline Plus (6/2/2020), Anda juga bisa berkumur dengan air garam hangat setiap hari untuk meredakan nyeri pada gusi yang bengkak. Campurkan setengah sendok teh garam ke dalam segelas air hangat.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Penyakit Jantung, Termasuk Menjaga Kebersihan Gigi

Resiko perawatan gigi tumbuh miring

Mengingat operasi gigi bungsu bukan tindakan yang sederhana, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi. Pertama adalah perdarahan. Biasanya perdarahan akan dicegah dengan menjahit luka di sekitar tempat operasi dan disarankan untuk meminum minuman dingin agar darah pada luka cepat membeku.

Beberapa kondisi akan membuat luka bekas operasi mengalami perdarahan. Jika ini terjadi, tekan tempat perdarahan dengan handuk bersih, segera datang ke unit gawat darurat.

Komplikasi kedua adalah hilangnya sensasi rasa pada rahang. Terdapat dua saraf yang berada dekat sekali dibawah akar gigi bungsu. Ada beberapa kasus dimana gigi menempel pada saraf tersebut, sehingga ketika dilakukan prosedur operasi, saraf akan terluka. 

Ini akan membuat sensasi saraf dari saraf yang terkena gigi akan hilang atau baal. Menurut British Association of Oral & Maxillofacial Surgeons, resiko terjadinya baal ini mencapai 9% dari kasus. Hampir semua kejadian trauma pada saraf ini akan sembuh sendiri dalam waktu 18 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com