Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 dari 10 Rumah Tangga di Indonesia Minum Air dari Sarana Terkontaminasi Bakteri E. Coli

Kompas.com - 30/04/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Menurut Doddy, dari hasil studi terbesar selama masa pandemi ini, ada hal menarik yang bisa kita pelajari, yakni:

1. Air sumur gali risiko tercemarnya sangat tinggi. 

Ada sekitar 14,8 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air dari sumur gali untuk keperluan makan dengan tingkat risiko cemaran tinggi dan amat tinggi.

"Nah, itu jadi kita mulai mencermati itu. Kita di sini berpikir oleh karena apa? Oleh karena kita bisa bertahan tanpa makan tiga hari, tapi tanpa air kita tidak bisa," ujarnya.

Sehingga, keberadaan dan kualitas air menjadi tolak ukur paling penting dalam membangun generasi yang sehat di masa generasi emas mendatang.

Baca juga: Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Alasan Air Putih Tak Mengandung Kalori

2. Air pipa risiko tercemar tinggi.

Data kedua yang harus dipelajari dan dicari pengentasannya adalah mengenai sekitar 10,6 persen rumah tangga yang mengakses air melalui saluran pipa, tetapi ternyata memiliki tingkat risiko cemaran tinggi.

Umumnya, akses air melalui saluran pipa atau ledeng digunakan untuk keperluan minum, dan sanitasi lainnya.

3. Mata air risiko cemaran tinggi.

Ada sebanyak 10 persen rumah tangga di Indonesia yang menggunakan mata air untuk keperluan minum dengan tingkat risiko cemaran yang tinggi.

"Nah ketiga ini yang menjadi fokus kita," ujarnya.

"Dari data ini kita bisa melihat spektrum untuk bagaimana kita bisa bekerja lintas sektor mengatasi persoalan ini, bagaimana perbaikannya ini," imbuhnya.

Akses air minum aman di rumah tangga Indonesia

Selain menyoroti kualitas air yang kita minum, Doddy juga memaparkan mengenai akses air minum aman di rumah tangga Indonesia.

Disampaikannya akses air minum layak di Indonesia mencapai rata-rata 93 persen. Untuk di perkotaan akses air minum layak mencapai 97,6 persen, dan di pedesaan sekitar 87,1 persen.

Akan tetapi, hal ini sedikit berbalik dengan pencapaian akses air minum aman, yakni rata-rata hanya mencapai 11,9 persen.

Untuk di daerah perkotaan akses air minum aman terdata baru 15,3 persen. Sedangkan, di pedesaan akses air minum aman rumah tangga hanya sekitar 8,3 persen.

"Kalau kita lihat, keterjangkauan akses air minum berada di dalam rumah itu hanya 40,2 persen dan di kawasan dalam pagar rumah itu hanya 21 persen," jelasnya.

Sementara akses air minum aman yang berada di luar pagar rumah itu sekitar 38,8 persen.

Dengan data-data yang didapatkan ini, Doddy berharap pihak-pihak terkait bisa menjadikannya sebagai acuan untuk melihat Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sarana Air Minum (IKL SAM)di Indonesia.

"Berdasarkan analisis oleh pakar-pakar, capaian IKL SAM di Indonesia itu hanya 85 persen," ucap dia.

Baca juga: Cara Minum Air Putih untuk Menurunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com