KOMPAS.com- Sejarah Bumi terus menjadi topik menarik bagi para ilmuwan untuk menguak seperti apa dulunya planet ini terbentuk.
Studi baru yang diterbitkan di jurnal Science, Kamis (27/8/2020) mengungkapkan bahwa kemungkinan Bumi terlahir dalam keadaan yang basah. Artinya, air sebagai sumber kehidupan memang sudah ada di planet ini.
Sebelumnya, pandangan lama menyatakan bahwa planet Bumi dilahirkan dalam keadaan kering.
Sebab, terdapat blok-blok penyusun yang terbentuk relatif dekat dengan terik matahari. Itulah alasan, bumi mendapatkan sebagian besar airnya, seperti dilansir dari Space, Jumat (28/8/2020).
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Bumi jika Manusia Punah?
Namun, berdasarkan studi yang baru saja diungkapkan bahwa mungkin Bumi tidak membutuhkan serangan asteroid dan komet untuk mengisi lautan.
Lalu, bagaimana terbentuknya air di Bumi?
Menurut sebagian besar ilmuwan, Bumi mendapatkan sebagian besar airnya dari suatu dampak objek yang berasal dari kedalaman es di luar tata surya.
Baca juga: NASA Selidik Anomali Medan Magnet Misterius di Bumi yang Makin Melemah
Peneliti telah berdebat selama bertahun-tahun tentang kemungkinan komet atau asteroid menjadi pembawa air ke Bumi. Perdebatan tersebut sebagian besar bersifat akademis.
Dalam studi baru, peneliti telah menganalisis 13 meteorit enstatite chondrite (EC) yang berbeda.
Mulai dari kelas yang diketahui mirip dengan batuan luar angkasa yang bergabung membentuk Bumi lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu.
Dalam studi ini, peneliti menemukan banyak hidrogen dalam meteorit yang diduga kering, sehingga cukup untuk menyiratkan bahwa Bumi yang kita tinggali dilahirkan dengan kondisi yang cukup basah.