Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 4 Varian Baru Virus Corona dan Bagaimana Efektivitas Vaksin Covid-19 Melawannya

Kompas.com - 05/03/2021, 19:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Varian baru virus corona belum terbukti lebih mematikan

Dr. Sten Vermund, dekan Yale School of Public Health, New Haven, Connecticut mengatakan, lebih mematikan atau tidaknya salah satu varian baru virus corona tergantung pada bagaimana Anda memikirkannya, apakah secara individu atau populasi.

"(Dari) sudut pandang seluruh masyarakat, jika itu lebih menular, lebih banyak orang yang terinfeksi, bahkan jika itu sama mematikannya, maka Anda akan memiliki lebih banyak orang yang mati," katanya.

"Tetapi jika Anda seorang dokter dan yang Anda lakukan adalah merawat pasien, maka tidak masalah jenis penyakit apa yang dimiliki pasien. Risiko penyakit parah dan kematian mereka kemungkinan hampir sama."

Pakar Inggris melaporkan pada bulan Januari, bahwa strain baru virus corona Inggris dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan varian lain, tetapi CDC menyebutkan, masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait hal itu.

Ada juga bukti yang muncul bahwa strain Afrika Selatan mungkin lebih ganas, tetapi CDC belum mengonfirmasinya, dan hal yang sama berlaku untuk varian baru virus corona di Brasil.

Peneliti CAL.20C juga mengatakan, belum jelas pada tahap ini apakah benar hal itu menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Faktor lain yang dapat berkontribusi lebih mematikan atau tidaknya mutasi varian baru virus corona, adalah bagaimana Anda menerapkan protokol kesehatan.

Jika ada banyak orang yang tak bisa mengantisipasi atau mencegah untuk jatuh sakir, tentu akan ada lonjakan ekmatian. Tapi, ini tidak berarti mutasi virus lebih mematikan.

Baca juga: Epidemiolog: Varian Baru Covid-19 Lebih Cepat Menular, Cegah dengan Prokes

Apakah vaksin Covid-19 efektif melawan varian baru virus corona?

Sebuah studi tentang vaksin Pfizer yang diterbitkan di Nature awal tahun ini menemukan, bahwa vaksin itu menciptakan antibodi yang merespons sampel virus yang telah dimodifikasi, agar menyerupai varian di Inggris dan Afrika Selatan.

Pfizer juga mengatakan sedang meneliti keefektifan vaksinnya terhadap varian Brasil.

Sementara Moderna mengumumkan pada akhir Januari, studi laboratorium menunjukkan tidak ada dampak signifikan pada titer penetral, yang berkorelasi dengan perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi, terhadap strain Inggris dan varian virus corona Afrika Selatan.

Pada akhir Januari, Johnson & Johnson juga mengumumkan bahwa vaksin sekali suntik milik mereka, efektif dalam mencegah penyakit Covid-19 sedang hingga parah, tetapi kurang efektif terhadap varian Afrika Selatan.

Sedangkan uji klinis kecil dari vaksin Oxford-AstraZeneca awal bulan ini menunjukkan, vaksin itu tidak efektif dalam mencegah penyakit ringan hingga sedang dari varian Afrika Selatan, tetapi efektif melawan strain aslinya.

“Saat ini yang bisa dilakukan, orang yang telah menerima vaksin harus melanjutkannya dengan tindakan pencegahan virus corona untuk mengurangi risiko infeksi, seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan,” kata Robert Bollinger, Profesor penyakit infeksi di Johns Hopkins University, School of Medicine.

“Kami menangani mutasi virus flu setiap tahun, dan akan mengawasi virus corona ini juga dan terus melacaknya,” pungkasnya.

Baca juga: Jika Mutasi Virus Corona Makin Ganas, Vaksin Covid-19 Perlu Direvisi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com