Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 03/03/2021, 09:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Varian virus corona yang lebih menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris terus bermunculan di di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Seperti yang telah diberitakan Kompas.com (2/3/2021), bertepatan dengan satu tahun pandemi Covid-19, Wakil Menteri Kesehatan ( Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kini telah ditemukan di Indonesia.

"Tadi malam, saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun (pandemi), hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7, UK (United Kingdom) mutation, di Indonesia," kata Dante.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Inggris, 2 Gejala Ini Prediktor Dirawat di RS

Hal tersebut, ia sampaikan dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/Brin, Selasa (2/3/2021).

Dante mengatakan, dengan adanya temuan dua kasus mutasi B.1.1.7 ini, maka Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.

Sebelumnya, setidaknya delapan negara bagian AS dan 33 negara telah mengidentifikasi varian baru B.1.1.7 tersebut, termasuk Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan.

Dr. Henry Walke, manajer insiden untuk respons Covid-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan, varian baru ini menyebar lebih cepat, sehingga dapat menyebabkan lebih banyak kasus dan membebani sistem perawatan kesehatan.

"Kita harus lebih waspada dalam tindakan pencegahan, untuk memperlambat penyebaran Covid-19," katanya.

Berikut ini empat fakta yang perlu diketahui terkait mutasi virus corona B.1.1.7:

1. Lebih mudah menyebar

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), strain yang pertama kali diidentifikasi di Inggris ini menyebar lebih mudah dan cepat daripada strain lain.

Strain B.1.1.7 pertama kali terlihat pada September di tenggara Inggris dan menyumbang seperempat kasus di London pada November.

Pada minggu 9 Desember, varian baru virus corona ini bertanggung jawab atas 60% kasus di kota.

Para ilmuwan di Inggris memperkirakan, bahwa mutasi virus corona B.1.1.7, 40-70% lebih menular berdasarkan analisis populasi yang terkena dampak di Inggris.

Baca juga: Bukti Awal, Varian Baru Virus Corona Inggris 30 Persen Lebih Mematikan

Ilustrasi virus corona, Covid-19.Freepik Ilustrasi virus corona, Covid-19.

2. Memiliki beberapa mutasi

Menurut CDC, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19, mendapatkan sekitar satu mutasi baru dalam genomnya setiap dua minggu.

Varian Inggris memiliki beberapa mutasi yang memengaruhi protein spike pada permukaan virus yang menempel pada sel manusia.

"Ia mampu mengikat reseptor pada sel dengan lebih baik, dan karena itu ditularkan dengan lebih baik," kata Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit menular AS, pada akhir Desember.

Baca juga: Antisipasi Varian Baru Virus Corona, Pemerintah Bentuk Tim Genomik Surveilans

3. Vaksin Covid-19 masih efektif

Para peneliti meyakini vaksin Covid-19 saat ini, kemungkinan masih mampu melindungi dari varian baru virus corona B.1.1.7. Meski demikian, data lebih lanjut diperlukan.

Senada hal tersebut, diberitakan Kompas.com, 30 Desember 2020, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof dr Zubairi Djoerban mengatakan, tindakan vaksinasi hampir pasti, namun tetap efektif terhadap varian baru virus corona B.1.1.7.

Zubairi mengatakan bahwa varian baru ini juga tetap akan terdeteksi menggunakan uji PCR.

CDC mengungkap, mutasi virus corona B.1.1.7 mungkin perlu mengakumulasi banyak mutasi pada lonjakan protein, untuk menghindari kekebalan yang disebabkan oleh vaksin atau oleh infeksi alami.

"Dari pengalaman yang kami ketahui dengan mutasi ini dan mutasi lainnya, kemungkinan tidak akan berdampak besar pada kekebalan yang diinduksi oleh vaksin, atau kekebalan yang ada dari jenis sebelumnya," kata Dr. Greg Armstrong, direktur Kantor Deteksi Molekuler Lanjutan di CDC.

Armstrong menambahkan, masih belum diketahui bagaimana mutasi virus corona itu B.1.1.7 tersebut dapat menanggapi perawatan Covid-19, seperti perawatan antibodi monoklonal.

4. Cegah dengan protokol kesehatan

Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, serta menjaga jarak 1.5-2 meter adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19, termasuk mutasi virus corona B.1.1.7.

Baca juga: Peneliti Temukan 7 Varian Baru Virus Corona di AS yang Diduga Lebih Menular

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com