Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman di Asia, 5 Fakta Virus Nipah dari Gejala hingga Penularan

Kompas.com - 27/01/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC,WHO

Dilansir laman resmi WHO, orang yang terinfeksi virus Nipah mengalami berbagai penyakit infeksi asimtomatik hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan, parah), dan ensefalitis yang fatal.

Orang yang terinfeksi awal mengalami:

  • Demam,
  • sakit kepala,
  • mialgia (nyeri otot),
  • muntah dan sakit tenggorokan.

Kondisi ini dapat disertai pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut sembuh total, tetapi kondisi neurologis jangka panjang telah dilaporkan terjadi pada mereka yang selamat.

Sekitar 20 persen pasien mengalami konsekuensi neurologis residual seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian. Sejumlah kecil orang yang sembuh kemudian kambuh atau mengembangkan ensefalitis onset tertunda.

4. Penularan

Manusia dapat terpapar virus Nipah melalui kontak dengan kelelawar.

"Setiap interaksi manusia dengan kelelawar dapat dianggap sebagai interaksi berisiko tinggi," menurut Veasna Duong, kepala unit virologi di laboratorium penelitian Institut Pasteur di Phnom Penh dan kolega Wacharapluesadee.

"Paparan seperti ini dapat menyebabkan virus bermutasi, yang dapat menyebabkan pandemi," kata Duong.

Misalnya di pasar Battambang, kota di Sungai Sangkae di barat laut Kamboja.
Ribuan kelelawar buah hinggap di pepohonan sekitar pasar, berak, dan kencing pada apapun yang lewat di bawahnya.

Bila diamati dari dekat, atap kios-kios di pasar penuh dengan tahi kelelawar.
"Manusia dan anjing liar berjalan di bawah sarang-sarang, terpapar urine kelelawar setiap hari," kata Duong.

Selain itu, buah yang terkontaminasi kelelawar buah juga berpotensi menularkan virus.

5. Alasan bisa jadi pandemi baru di Asia

Kerusakan habitat kelelawar telah menyebabkan infeksi Nipah di masa lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com