Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virus Nipah, Ancaman Pandemi Berikutnya di Asia

Kompas.com - 26/01/2021, 10:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

Mereka fokus pada patogen yang paling mengancam kesehatan manusia, yang berpotensi menjadi pandemi, dan yang belum ada vaksinnya.

Virus Nipah masuk dalam 10 besar. Karena sejumlah wabah sudah terjadi di Asia, kemungkinan besar kita masih akan menemuinya di masa depan.

Ada beberapa alasan yang membuat virus Nipah begitu mengancam.

  • Periode inkubasinya yang lama (dilaporkan hingga 45 hari, dalam satu kasus) berarti ada banyak kesempatan bagi inang yang terinfeksi, tidak menyadari bahwa mereka sakit, untuk menyebarkannya.
  • Dapat menginfeksi banyak jenis hewan, menambah kemungkinan penyebarannya.
  • Dapat menular baik melalui kontak langsung maupun konsumsi makanan yang terkontaminasi.

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala pernapasan termasuk batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian. Singkatnya, ini adalah penyakit yang sangat berbahaya bila tersebar.

Bagaimana manusia bisa terpapar?

Manusia dapat terpapar virus Nipah melalui kontak dengan kelelawar.

"Setiap interaksi manusia dengan kelelawar dapat dianggap sebagai interaksi berisiko tinggi," menurut Veasna Duong, kepala unit virologi di laboratorium penelitian Institut Pasteur di Phnom Penh dan kolega Wacharapluesadee.

"Paparan seperti ini dapat menyebabkan virus bermutasi, yang dapat menyebabkan pandemi," kata Duong.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com