Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virus Nipah, Ancaman Pandemi Berikutnya di Asia

Kompas.com - 26/01/2021, 10:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

Dalam 11 wabah di Bangladesh dari 2001 hingga 2011, 196 orang dikonfirmasi terinfeksi Nipah  dan150 orang di antaranya meninggal dunia.

Jus kurma juga populer di Kamboja, tempat Duong dan timnya menemukan bahwa kelelawar buah di Kamboja terbang jauh - sampai 100 kilometer setiap malam - untuk menemukan buah.

Ini berarti masyarakat di wilayah ini perlu menyadari bahwa mereka tidak hanya dekat dengan kelelawar tapi juga mungkin mengonsumsi produk yang terkontaminasi olehnya.

Duong dan timnya juga mengidentifikasi situasi berisiko tinggi lainnya. Tahi kelelawar (disebut guano) populer sebagai bahan pupuk di Kamboja dan Thailand, dan di wilayah pedesaan yang minim lapangan pekerjaan, tahi kelelawar bisa jadi cara mencari nafkah.

Duong mengidentifikasi banyak lokasi tempat warga setempat secara aktif mendorong kelelawar buah, yang juga dikenal sebagai rubah terbang, untuk berak di dekat rumah supaya mereka dapat mengumpulkan dan menjual guano.

Namun banyak pengumpul guano tidak memahami risiko yang mereka hadapi dalam melakukan pekerjaan itu.

"Enam puluh persen orang yang kami wawancarai tidak tahu bahwa kelelawar dapat menularkan penyakit. Pengetahuan mereka masih kurang," kata Duong. Ia percaya bahwa edukasi warga setempat akan ancaman yang dibawa kelelawar perlu dilakukan.

Baca juga: Epidemiolog Desak Sistem Testing Covid-19 Diperbaiki Sebelum Pandemi Makin Memburuk

Tapi barangkali tidak semudah itu. Menghindari kontak dengan kelelawar barangkali gampang dilakukan di masa lalu dalam sejarah manusia, namun seiring populasi manusia bertambah, kita mengubah planet ini dan menghancurkan habitat alam untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya. Perbuatan ini mempercepat penyebaran penyakit.

"Penyebaran patogen (zoonotik) ini dan risiko transmisi bertambah cepat dengan... perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan, urbanisasi, dan intensifikasi pertanian," tulis Rebekah J White dan Orly Razgour dalam telaah tentang penyakit zoonotik emerging yang diterbitkan Universitas Exeter pada 2020.

Sebanyak 60 persen populasi dunia tinggal di Asia dan wilayah Pasifik, sementara urbanisasi terus berlangsung dengan cepat. Menurut Bank Dunia, hampir 200 juta orang pindah ke wilayah perkotaan di Asia Timur antara tahun 2000 dan 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com