Faktanya, vitamin B, termasuk vitamin B12, dapat membantu menjaga sistem saraf, kata Martha McKittrick, ahli diet terdaftar di New York City yang memberikan konseling nutrisi dan pelatihan kesehatan untuk banyak warga New York yang stres.
Kekurangan vitamin B dapat meningkatkan risiko munculnya gejala terkait stres, seperti mudah tersinggung, lesu dan depresi.
Vitamin B12 tidak diproduksi pada tanaman, sehingga, jika Anda seorang vegetarian, maka harus dapat memastikan asupan vitamin B12 dari makanan yang difortifikasi atau suplemen.
Vitamin C tidak hanya terdapat dalam buah jeruk, tetapi juga terkandung dalam paprika merah dan hijau, jeruk bali dan kiwi.
Baca juga: 10 Makanan Tinggi Zat Besi, dari Jeroan hingga Tahu
Dalam dosis tinggi, vitamin C memiliki efek antidepresan dan dapat membantu memperbaiki suasana hati, serta membantu mengatasi stres.
Studi lain mengungkapkan bahwa vitamin C dapat membantu mengurangi kecemasan di kalangan siswa sekolah menengah.
Karbohidrat sehat dapat membantu meningkatkan produksi serotonin dalam otak yang dapat memengaruhi suasana hati.
Baca juga: Bagaimana Stres Membuat Kita Jadi Gampang Sakit?
"Serotonin adalah neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk kebahagiaan dan kesejahteraan," kata Porrazza.
McKittrick menjelaskan bahwa efek menenangkan dalam serotonin ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan relaksasi. Rendahnya tingkat serotonin dalam otak, menurut studi, dapat menyebabkan kerentanan terhadap stres psikososial meningkat.
Makanan yang dapat membantu triptofan, yakni asam amino yang diperlukan untuk memproduksi serotonin dalam otak, dapat diperoleh dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan sayuran.
Di antaranya seperti kedelai dan kacang polong juga dapat memberikan protein dalam dosis kecil, yang dapat menyeimbangkan kadar glukosa darah.
Baca juga: Waspadai 5 Makanan Jebakan Saat Diet, dari Kacang Almond hingga Madu