KOMPAS.com - Minggu (24/1/2021) pagi, masyarakat di Bali mendengar suara dentuman kuat. Fenomena ini pun ditangkap oleh sensor BMKG, tapi itu bukan aktivitas gempa.
Berita tersebut adalah salah satu berita populer Sains akhir pekan kemarin.
Selain dentuman misterius di Bali, temuan baru soal racun bisa ular kobra yang ternyata bukan untuk membunuh tapi melumpuhkan mangsa juga menjadi topik populer.
Berkaitan dengan Covid-19, ilmuwan menemukan bukti awal bahwa varian virus corona baru di Inggris 30 persen lebih mematikan.
Terakhir soal banjir yang menerjang Manado Jumat (22/1/2021). BMKG mengumumkan ada 4 faktor pemicu banjir Manado.
Berikut penjelasan sains tentang apa yang ada di sekitar kita dan layak dibaca, mulai dari dentuman di Bali, wawasan baru soal bisa ular, varian Covid-19 yang lebih mematikan, hingga banjir Manado.
1. Dentuman misterius di Bali bukan aktivitas gempa
Pada Minggu (24/1/2021) pukul 10.27 WITA, sejumlah warga di Buleleng mendengar suara dentuman misterius cukup keras.
Hasil monitoring BMKG pun menangkap adanya anomali sinyal seismik yang berdurasi selama 20 detik.
Namun menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sinyal seismik tersebut bukan sinyal gempa tektonik.
Baca penjelasan selengkapnya di sini.
2. Bisa ular kobra bukan untuk membunuh
Gigitan kobra dengan bisa ular yang mematikan adalah kecelakaan alami, hampir setiap spesies ular mengembangkan kemampuan menyuntikkan racunnya untuk melumpuhkan mangsanya.
Namun, racun pada beberapa spesies ular hanya untuk melumpuhkan mangsa dan bukan untuk pertahanan.