Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Covid-19 pada Kekebalan Tubuh, Makin Tua Makin Lemah

Kompas.com - 08/01/2021, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menyoroti pentingnya sistem kekebalan kita.

Jaringan sel, tisu, dan organ yang kompleks ini merupakan senjata utama yang dimiliki tubuh untuk bertahan melawan infeksi dan penyakit.

Layaknya anggota tubuh lain, sistem kekebalan akan menua dari tahun ke tahun, membuat kita lebih rentan terhadap segala macam penyakit.

Ini adalah salah satu alasan - selain prevalensi kondisi yang sudah ada sebelumnya - mengapa para ahli medis percaya bahwa orang yang berusia di atas 65 tahun rentan tertular Covid-19 dan mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Namun, penuaan sistem kekebalan kita tidak selalu sama dengan usia kronologis kita.

Baca juga: Video Viral IGD Penuh, Epidemiolog Sarankan Klinik Demam untuk Deteksi Dini Covid-19

"Ada individu berusia 80 tahun, tapi memiliki sistem kekebalan tubuh layaknya orang berusia 62 tahun, atau bisa jadi sebaliknya," ujar Shai Shen-Orr, seorang pakar kekebalan tubuh dari Technion Institute of Technology di Israel, kepada BBC.

Kabar baiknya, kita bisa memperlambat proses penuaan sistem kekebalan dengan menerapkan beberapa rangkaian langkah sederhana.

Sebelum kita membahasnya, mari kita pelajari bagaimana sistem kekebalan tubuh bekerja.

Sel T dan B yang lebih sedikit

Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cabang, masing-masing terbuat dari sel darah yang berbeda. Sel-sel itu secara khusus terlibat dalam mempertahankan organisme kita.

Respons imun bawaan adalah garis pertahanan pertama kita. Respons itu segera aktif ketika mendeteksi keberadaan organisme asing di tubuh kita.

Respons ini mengandung neutrofil, yang terutama menyerang bakteri monosit, yang membantu mengatur sistem kekebalan, mengingatkan sel-sel kekebalan lain bahwa ada infeksi.

"Kemudian, ada NK (atau sel pembunuh), yang tugasnya memerangi virus atau kanker."

"Ketiga sel ini tidak bekerja dengan baik saat kita bertambah tua," jelas Janet Lord, direktur Institute of Inflammation and Aging di Birmingham University di Inggris.

Petugas kesehatan menjemput pasien COVID-19 di Jakarta, Minggu (13/12/2020). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.FAUZAN Petugas kesehatan menjemput pasien COVID-19 di Jakarta, Minggu (13/12/2020). ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.

Lalu, ada juga respons adaptif, yang terbuat dari sel-sel kekebalan tubuh yang dikenal dengan limfosit T dan limfosit Byang memerangi patogen tertentu.

Respons ini memerlukan beberapa hari agar berfungsi dengan baik. Namun ketika itu benar-benar berfungsi, ia akan mengingat patogen itu di kemudian hari dan memeranginya lagi ketika patogen itu muncul.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com