Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Virus Corona, Bagaimana Sistem Kekebalan Kita Melawan?

Kompas.com - 05/01/2021, 19:05 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Kali pertama muncul di China, Organisasi Kesehatan Duni (WHO) resmi mengumumkan wabah virus corona sebagai pandemi global di awal tahun 2020.

Sejak saat itu, berbagai studi dilakukan para ilmuwan dan komunitas sains dunia untuk memahami bagaimana sistem kekebalan kita dapat menghadapi dan beradaptasi dengan penyakit baru yang kemudian dikenal sebagai Coronavirus Disease (Covid-19).

Seperti kita tahu, penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2, turunan baru virus SARS penyebab penyakit saluran pernapasan akut ini belum memiliki vaksin atau obat yang dapat digunakan untuk melawannya.

Setahun pandemi virus corona ini berlalu, dikutip dari Worldometer, Selasa (5/1/2021), lebih dari 86,1 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi Covid-19 dan menyebabkan lebih dari 1,8 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Terlepas dari tingginya angka kasus positif Covid-19 dan kematian di seluruh dunia, para ilmuwan masih terus mencoba memahami misteri mengapa banyak orang yang bisa sembuh, sementara banyak orang yang mengembangkan penyakit yang parah.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna Terbukti Beri Kekebalan, Minimal hingga 3 Bulan

 

Tercatat, saat ini, kasus sembuh dari Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 61 juta kasus.

Seperti dikutip dari National Geographics, studi yang telah dilakukan selama 12 bulan ini, menunjukkan bahwa tubuh kita, dalam banyak kasus, dengan kuat dan gigih mengembangkan respons kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.

Akan tetapi, beberapa orang dengan kasus yang parah, justru respons kekebalan berlebihan dapat merusak dan semakin memperparah penyakit yang menginfeksinya.

Selama setahun ini, terus berkembang banyak pertanyaan terkait bagaimana respons sistem kekebalan tubuh terhadap virus corona.

Baca juga: Ilmuwan Inggris: Kekebalan Covid-19 Muncul Setelah 6 Bulan Terinfeksi

 

Sisi positif respons kekebalan tubuh

Para ahli mengungkapkan bahwa tubuh kita mengembangkan kekebalan seumur hidup terhadap virus seperti hepatitis A atau dampak, sementara HIV, di sisi lain, dapat menghindari pertahanan tubuh selama kita hidup.

"Untungnya, SARS-CoV-2 lebih dekat dengan ujung spektrum hepatitis A. Ini bukan virus yang paling mudah, tapi tidak mendekati HIV," kata Andrea Cox, ahli imunologi virus di Johns Hopkins University, Amerika Serikat.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Juni 2020, peneliti menunjukkan untuk pertama kalinya pasien yang pulih dari Covid-19 tidak hanya membuat antibodi khusus virus corona.

Pasien tersebut juga memunculkan tingkat sel T pembunuh dan sel T pembantu yang kuat. Sel T pembunuh mengenali dan menghancurkan sel yang terinfeksi, sesekali serangan sengaja ditingkatkan untuk mencegah penyebaran virus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com